JAKARTA, SAWIT INDONESIA – Pengusaha Tiongkok mengikat kontrak pembelian produk sawit Indonesia senilai US$726 juta. Nilai sebesar ini untuk membeli produk sawit dan turunannya sebesar 1,21 juta ton dalam jangka waktu satu tahun ke depan.
Kerjasama ini berlangsung dalam the China-Indonesia Palm Oil Trade and Promotion Seminar yang diselenggarakan di Nanjing, RRT, pada tanggal 11 Juli 2018. Duta Besar RI untuk Tiongkok merangkap Mongolia, Djauhari Oratmangun, turut menyaksikan penandatanganan ini dan menjadi pembicara dalam seminar tersebut.
Kontrak pembelian dilakukan oleh beberapa perusahaan Indonesia dan Tiongkok seperti PT Wilmar Nabati Indonesia, Cofco China, Yihai and Kerry Investment Co. Ltd., dan lainnya. Sekitar 1 juta ton hasil dari kontrak pembelian kelapa sawit dan turunannya ini bersumber dari perkebunan sawit di Sumatera.
Djauhari Oratmangun menyebutkan, permintaan Tiongkok terhadap produk sawit semakin meningkat karena pengusaha mereka percaya kualitas dan kuantitas produk sawit Indonesia dan turunannya.
“Saat ini, Indonesia sebagai produsen minyak sawit terbesar dunia merasakan dampak yang signifikan (sawit) bagi pertumbuhan ekonomi nasional,” kata Djauhari dalam keterangan tulisnya, Jumat (13/7/2018).
Nilai ekspor produk sawit dan turunannya dari Indonesia menuju Tiongkok pada 2017 mencapai US$ 2,21 miliar, lebih tinggi dari tahun 2016 sebesar US$1,67 miliar. Ini menempatkan Indonesia sebagai importir kelapa sawit nomor satu bagi Tiongkok.
“Nilai tersebut diyakini berpeluang untuk terus meningkat mengingat permintaan industri dan masyarakat Tiongkok akan kelapa sawit dan produk turunannya yang terus bertumbuh,” ujar Djauhari.
Sementara itu, President China Chamber of Commerce of Import and Export of Foodstuffs, Native, Produce and Animal by Products (CFNA), Bian Zhen Hu, menyampaikan bahwa promosi mengenai produk kelapa sawit harus tetap dipertahankan agar memiliki reputasi yang baik dan dikenal oleh seluruh lapisan masyarakat di Tiongkok.
“Kami bersedia menjembatani para pengusaha kedua belah pihak untuk meningkatkan perdagangan kelapa sawit kedua negara,”pungkasnya.