JAKARTA, SAWIT INDONESIA – Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP-KS) diminta memperbaiki program beasiswa pendidikan anak petani dan buruh yang telah berjalan tiga tahun lamanya. Gulat ME Manurung, Ketua Umum DPP APKASINDO, menjelaskan terdapat tiga faktor yang membuat program ini kurang maksimal berjalan.
Pertama, anak petani dan buruh tani bertempat tinggal di wilayah terpencil terutama desa sentra sawit, sehingga informasi dan mobilisasi ke lokasi seleksi menjadi terhambat.
Kedua, pendaftaran online yang mulai dijalankan setelah 2017, berimbas kepada minimnya informasi. Lantaran, anak petani dan buruh tani menghadapi keterbatasan akses internet karena jauh di pelosok. “Inilah yang kemudian membikin banyak anak petani dan buruh tani tidak bisa mendaftar,” jelas Gulat.
Ketiga, masalah tidak dilibatkannya organisasi petani sawit APKASINDO sebagai Tim Penerimaan Calon Mahasiwa Baru Beasiswa semenjak 2018. Padahal, APKASINDO memahami kondisi dan situasi geografis tempat tinggal mana anak petani dan buruh tani .
“Sebenarnya jika Apkasindo dilibatkan maka pekerjaan panitia perekrut sangat terbantu. Sebagai contoh pada 2018, lembaga pendidikan tinggi yang ditunjuk menjadi tempat kuliah peserta beasiswa tetap saja minta tolong ke Apkasindo. Namun, keterlibatan APKASINDO ini sebaiknya secara keorganisasian Apkasindo melalui SK,” pinta Gulat.
Meski begitu kata Gulat, tingginya minat anak-anak petani dan buruh tani untuk meraih beasiswa Taruna Sawit Indonesia tadi. Itu sebabnya, sekuat tenaga DPP Apkasindo akan mencoba melobi BPDPKS dan kampus tempat anak-anak petani dididik.
“Kami ingin dilibatkan APKASINDO dilibatkan kembali dalam Panitia Seleksi Penerimaan Mahasiswa Taruna Sawit Indonesia. Sesuai filosofi, visi dan misi Beasiswa BPDPKS ini, seharusnya Apkasindo dilibatkan dalam kepanitiaan,” tegas Gulat.
Gulat menjelaskan bahwa keterwakilan anak petani dan buruh tani di seluruh Indonesia perlu menjadi perhatian khusus, dan Apkasindo berkepentingan memastikan bahwa anak-anak petani dan buruh tani sawit berkesempatan menerima dana Beasiswa. Apalagi, dana pungutan ini sebenarnya uang petani juga, sehingga penggunaannya dapat tepat sasaran dan bermanfaat bagi petani.
Pada tahun ini, BPDP-KS menunjuk empat perguruan tinggi sebagai penyelenggara program SDM sawit antara lain Akademi Komunitas Perkebunan Yogyakarta, Lembaga Pendidikan Perkebunan, Poltek Citra Widya Edukasi, Poltek Kampar, dan Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Agrobisnis Perkebunan.