JAKARTA, SAWIT INDONESIA – Thailand merupakan salah satu negara penting dalam industri minyak sawit dunia, karena Thailand berada pada urutan ke tiga setelah Indonesia dan Malaysia. Thailand memiliki kebijakan nasional dalam pengembangan biofuel (bioetanol dan biodiesel), dan saat ini tingkat keberhasilan mandatori biodiesel Thailand masih berada pada B3 sampai dengan B7.
Tingkat produksi domestik belum dapat memenuhi tingkat konsumsi, dan Thailand juga tidak melakukan kebijakan impor bahan baku CPO untuk mendorong percepatan kebijakan biodiesel di negara tersebut. Kebijakan perdagangan biodiesel Thailand yang berorientasi swasembada domestik. Rumusan kebijakan biodiesel Thailand telah tersusun dengan baik sehingga proyeksi tahun 2036. Namun realisasi hingga saat ini, kebijakan mandatori biodiesel Thailand baru mencapai B3 dan saat ini sedang diupayakan mencapai B7.
Namun B7 juga tidak mampu memenuhi harapan tersebut, sehinga proyeksi yang diharapkan dapat memenuhi harapan tersebut, ialah dengan pengembangan B10 pada tahun 2019 dan B15 pada tahun 2022. Dengan proyeksi ini, maka target 5,1 milyar liter pada tahun 2036 akan bisa tercapai. Implikasi dari kebijakan tersebut adalah penguatan industri hulu dan membuka kerjasama pengadaan bahan baku CPO antar negara.
Sumber: GAPKI