JAKARTA, SAWIT INDONESIA – Anggota Komisi IV DPR RI Daniel Johan meminta aparat lebih berpihak kepada masyarakat bukan kepada perusahaan yang tidak menjalankan kewajibannya. Dia pun berharap Kapolri Listyo Sigit Prabowo segera melakukan tindakan agar anak buahnya yang merupakan pelaku penembakan segera diproses secara hukum.
Hal tersebut menyusul kejadian demonstrasi warga atas tuntutan kepada perusahaan PT Hamparan Mawasit Bangun Persada (PT HMBP) I, anak Perusahaan Best Agro International Group yang berujung pada tindakan represif aparat.
“Kapolri harus tegas kepada jajaran seluruh tingkatan anggota kepolisian di seluruh Indonesia agar menjadikan anggota polisi sebagai pelindung, pengayom bagi masyarakat, bukan sebagi pelaku, eksekutor yang menakuti masyarakat,” ujarnya saat dihubungi, Senin (9/10/2023).
Anggota legislatif asal Kalimantan Barat itu mengecam keras atas tindakan anggota (oknum) polisi yang melakukan penembakan terhadap warga Bangkal Kabupaten Seruyan, Kalteng yang menyebabkan warga meninggal atas insiden tersebut.
Dia mengatakan tugas kepolisian adalah mengayomi dan melindungi masyarakat, memberi rasa aman dan tenang di tengah masyarakat.
“Warga yang menuntut haknya harusnya difasilitasi oleh para penegak hukum bukan menjadi pelaku yang melindungi perusahaan yang nakal dan tidak menjalankan kewajiban berdasarkan undang-undang,” ucapnya.
“Kami minta agar pemerintah tegas kepada perusahaan yang tidak menjalankan kewajibannya untuk mengevaluasi izinnya dan bila perlu dicabut izinnya, segera lakukan investigasi atas kejadian tersebut,” tegas Daniel Johan
Dia pun menyampaikan rasa duka yang mendalam kepada masyarakat desa Bangkal yang mengalami insiden represif dari oknum anggota polisi.
“Menghimbau agar masyarakat tetap kondusif serta meminta untuk mengusut tuntas para pelaku,” ujar Johan.
Sebelumnya, konflik agraria yang menyulut bentrokan kembali terjadi di Desa Bangkal, Seruyan, Kalimantan Tengah, pada Sabtu (7/10/2023). Informasi yang didapatkan dari lapangan, bentrokan mengakibatkan 3 orang warga yang terkena tembakan, 2 orang mengalami luka berat, dan 1 orang meninggal dunia di lokasi. Sementara itu, puluhan orang lainnya diamankan kepolisian.
Aksi protes warga kepada perusahaan sudah berlangsung sejak dua minggu berakhir, atau pada 16 September 2023. Karena tak menemukan hasil, bentrokan akhirnya pecah pada Sabtu 7 Oktober 2023.
Tuntutan yang disuarakan yakni mendesak PT. Hamparan Masawit Bangun Persada (HMBP) I yang merupakan anak perusahaan Best Grup untuk mengembalikan tanah masyarakat yang diklaim perusahaan, padahal berada diluar Hak Guna Usaha (HGU).
Tuntutan lainnya yakni perusahaan diminta segera memberikan kebun plasma seluas 20 persen dari total HGU PT. HMBP I. Pada pertemuan sebelumnya, masyarakat meminta setidaknya 443 hektar sebagai kebun plasma. Namun sampai akhir pertemuan kedua belah pihak tidak bersepakat.
Penulis: Indra Gunawan