JAKARTA, SAWIT INDONESIA – Untuk memberikan pemahaman Taruna Sawit (mahasiswa Diploma I AKPY-Stiper) yang akan melaksanakan program Magang, mendapatkan gambaran industri sawit secara global yang disampaikan oleh perwakilan dari pihak Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS). Mulai dari posisi minyak sawit sebagai komoditas, kinerja sektor sawit terhadap perekonomian nasional, pengaruh komoditas minyak nabati dunia terhadap pencapaian Sustainable Development Goal’s (SDG’s), hingga manfaat sawit bagi kehidupan.
Diketahui, mahasiswa AKPY-Stiper yaitu mahasiswa Diploma I AKPY-Stiper yaitu penerima beasiswa dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) – Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian dan beasiswa Kartu Indonesia Pintar (KIP) selama tiga bulan ke depan akan melaksanakan program Magang selama 3 bulan, baik di perusahaan perkebunan maupun di perkebunan sawit rakyat (Koperasi/KUD) yang tersebar di berbagai wilayah yaitu Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi.
Kepala Divisi Program Pelayanan BPDPKS, Arfie Thahar, menyampaikan Kelapa sawit merupakan komoditas minyak dunia dengan prodduktivitas lahan yang paling baik dibandingkan minyak nabati lainnya. Sehingga kelapa sawit menjadi pilihan paling sustainable dalam memenuhi kebutuhan minyak nabati dunia yang semakin bertumbuh.
“Setiap tahun demand dan supply minyak nabati global rata-rata tumbuh masing-masing di level 8,5 juta MT dan 8,2 juta MT. Sebagai komoditas yang paling produktif, minyak sawit berkontribusi rata-rata 42% dari total supply minyak nabati dunia,” ujarnya, saat acara pembekalan Magang mahasiswa Diploma I AKPY-Stiper, di Yogyakarta, pada Jum’at (17 Juni 2022).
Selanjutnya, Arfie mengatakan kinerja sektor kelapa sawit terhadap perekonomian nasional. PDB Indonesia pada Triwulan I 2022, sektor kelapa sawit dapat mempertahankan pertumbuhan yang positif di angka 5,01%. Dengan pertumbuhan PDB sektor perkebunan yang positif, industri sawit dapat mempertahankan penyediaan lapangan kerja yang stabil.
“Rata-rata produksi sawit pada tahun 2015 – 2021 per tahun 43,122 juta MT, rata-rata nilai konsumsi produk 2015 – 2021 per tahun sebesar Rp35,2 triliun, rata-rata nilai ekspor per tahun sebesar USD21,67 miliar atau rata-rata 14,80% per tahun dari total ekspor non migas. Untuk estimasi penerimaan pajak dari industri kelapa sawit bisa mencapai Rp20 triliun per tahun,” imbuhnya.
Terkait dengan pengaruh komoditas minyak nabati dunia terhadap SDG’s, minyak sawit Indonesia memiliki pengaruh terhadap pencapaian target SDG’s paling besar dengan 8 komponen yang memiliki pengaruh substasial dibandingkan dengan komoditas minyak nabati lainnya. Sementara, Rapessed Uni Eropa hanya satu komponen substansial, Soybeen Brazil 3 komponen substansial dan Sun Flower Ukraina hanya 5 komponen substansial. Sementara, untuk produk turunan dari kelapa sawit yang digunakan untuk berbagai produk mulai dari bahan untuk makanan, kosmetik, tekstil hingga biodiesel.
Berkenaan dengan peran sektor kelapa sawit yang begitu besar dan manfaat kelapa sawit yang dapat digunakan sebagai berbagai produk untuk kehidupan manusia. “Agar kalian (mahasiswa) yang akan magang di perkebunan kelapa sawit harus bisa memanfaatkan pengetahuan yang didapat selama menjalani perkuliahan (pembelajaran) di kampus. Dan, harus bisa menunjukkan performa selama magang, kalau mahasiswa Diploma I (AKPY-Stiper) merupakan SDM yang kompeten di bidang perkelapasawitan supaya bisa mempertahankan dan mengembangkan industri sawit berkelanjutan,” pesan Arfie.
“Mereka (mahasiswa), diharapkan dapat berkontribusi pada sektor kelapa sawit bekerja di industri sawit. Atau bisa kembali ke daerahnya untuk mengembangkan perkebunan kelapa sawit dengan ilmu yang sudah didapat baik di kampus atau di perkebunan swasta dan rakyat,” tambahnya.