PEKANBARU, SAWIT INDONESIA – Maraknya isu negatif kelapa sawit perlu ditangkal secara massif. Karena isu ini sangat merugikan petani yang sehari-harinya hidup dari kelapa sawit. Untuk itu, petani kelapa sawit perlu dibekali dengan pengetahuan jurnalisme dan kompetensi jurnalistik dasar.
Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO) mengadakan pelatihan secara hybrid kepada 35 petani perwakilan wilayah Sumatera dan Banten, Rabu (5 Mei 2021). Peserta yang dipilih ini punya komitmen dan keberanian melawan kampanye hitam kelapa sawit. Kegiatan berlangsung 5-6 Mei ini mendapatkan dukungan penuh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).
KH. Imam Aziz, Staf Khusus Wakil Presiden RI Bidang Penanggulangan Kemiskinan dan Otonomi Daerah, mendukung kegiatan ini karena petani menjadi garda terdepan untuk melawan kampanye hitam sawit. Sebab, kelapa sawit memberikan kontribusi positif bagi perekonomian dan pengentasan kemiskinan di pedesaan.
Ke depan, tata kelola sawit perlu diperbaiki mulai dari tata kelola perkebunannya dan pekebun yang terlibat dalam kemajuan kelapa sawit. “Pemerintah pusat siap memberikan insentif untuk mendukung kelapa sawit dan siap menyejahterakan petani,” ujar dia.
Sunari, Direktur Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) mengapresiasi pelatihan yang diselenggarakan APKASINDO karena baru pertama kali ini diadakan untuk petani. Kegiatan ini sangatlah penting untuk menjaga keberlanjutan sawit di dalam negeri. Apalagi, sawit telah menunjukkan kemampuannya untuk dapat bertahan di saat pandemi.
“BPDKS sangat mendukung gagasan brilian yang dilakukan APKASINDO untuk mengikutsertakan petani melawan kampanye hitam,” ujarnya saat memberikan sambutan.
Rino Afrino, Sekjen DPP APKASINDO, mengatakan pelatihan ini akan berlangsung juga di wilayah Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. Tujuan kegiatan sejalan dengan misi APKASINDO membantu pemerintah untuk melawan isu negatif sawit di dalam dan luar negeri.
Pelatihan ini berlangsung dua hari yang dipandu oleh Lembaga Pekanbaru Jurnalistik Center di bawah komando bang Wahyudi El Panggabean. Selain itu, pembicara lainnya adalah Qayuum Amri, Pemimpin Redaksi Majalah Sawit Indonesia dan Abdul Aziz, Redaktur Majalah Gatra.
Hasil dari pelatihan ini, petani minimal bisa membuat pesan positif untuk mencegah massifnya isu negatif sawit. Selain itu, mereka diharapkan melawan hoaks dan informasi tidak benar yang bereda di tengah masyarakat. Dan memberikan informasi berimbang mengenai manfaat positif sawit bagi lingkungan, sosial, dan bangsa ini.