Jika Mono hanya punya satu kapling, Warnoto 43 tahun malah punya 10 kali lipatnya. Warga jalan anggrek 3 No. 02 Desa Majapahit Kecamatan Tapun ini, selain memenuhi kewajiban seperti Mono tadi, ia musti juga merogoh kocek untuk mempekerjakan orang merawat kebunnya. Meski begitu pria asal Banyuwangi ini, masih bisa dapat untung bersih Rp. 15 juta sebulan.
Kisah Musyono Montir Sepeda
Kalau Rumono, Warnoto dan Silalahi Cuma menjadi petani kelapa sawit, Musyono 56 tahun justru berperan ganda. Selain punya kebun 10 kapling, jebolan SMA Kulon Progo Yogyakarta ini juga jadi nyambi tengkulak yang saban bulan bisa mengantongi pendapatan sebesar Rp. 100 juta. Wow….!
Ceritannya begini; saat kelapa sawit belum bisa menjadi andalan pada 27 tahun silam, ayah tiga anak ini memilih membuka bengkel sepeda di rumahnya di kawasan jalan angrek I Desa Sari Galuh Kecamatan Tanjung. Istrinya yang tak mau hanya menjadi ibu rumah tangga, ikut-ikutan nyempil membuka warung kecil-kecilan di sana. Dari hasil usaha bengkel mungil itu, perlahan Mus bisa mengumpulkan duit Rp. 5 juta dan dia jadikan uang muka truk itu, harus mencicil Rp. 800 ribu tiap bulan, selama dua tahun.
Penulis : Abdul Aziz