Data PTPN V menyebutkan, ada sekitar 38,672 kepala keluarga warga transmigrasi yang pernah di bina. Total lahan yang dimiliki oleh semua warga transmigrasi ini mencapai 74.497 hektar yang tersebar di Kabupaten Rokan Hulu, Rokan Hilir, Kampar, Siak, dan Indragiri Hulu. Tahun 2000, lantaran masih banyak masyarakat lokal di pelosok daerah di Riau yang belum kebagian kaplingan sawit, muncullah ide pemerintah menghadirkan kebun kelapa sawit pola Kredit Koperasi Primer untuk Anggota (KKPA).
Meski ada 22 perusahaan swasta dan satu BUMN menyelenggarakan pola KKPA ini , perkembangannya tidak secerah pola Plasma. Penyebabnya, bunga bank yang di bebankan kepada para petani sudah bunga komersial, 18 persen pertahun. Sementara bunga bank untuk pola plasma hanya 6 persen.
Kehidupan warga transmigrasi mulai membaik. Hasil panen kelapa sawit sudah bisa diandalkan bahkan untuk merehab rumah dan membeli kendaraan. Kalau kebetulan pulang kampung, mereka sudah tidak lagi melulu menumpang Handoyo, tapi sudah berani memilih bus Antar lintas Sumatera (ALS) dan bahkan Lorena yang saat itu lebih mewah.
Penulis : Abdul Aziz