Desa Tanjung Sawit yang kemudian lebih dikenal dengan nama Plamboyan kecamatan Tapung Kabupaten Kampar misalnya. Sebelum tahun 90 an, desa ini hanya dijelajahi oleh sekitar 250 kepala keluarga. Mereka adalah warga transmigrasi yang mayoritas berasal dari pulau jawa.
Desa ini menjadi satu dari delapan desa transmigrasi binaan PT. Perkebunan Nusantara (PTPN) V sei Garo. Empat desa berada disebelah barat sungai Sekotuk Palamboyan, Akasia yang kemudian berubah nama menjadi Gading Sari, Sumber Makmur dan Indrapuri. Lalu disebelah timur sungai Sekotuk ada Mukti Sari, Tri Manungal, Indra Sakti atau lebih dikenal dengan Alamanda dan Desa kijang Rejo.
Tahun 2000an , Perlahan Plamboyan berkembang menjadi perkotaan. Dalam sepekan tak kurang dari Rp. 2 Milliar duit berputar disana. Plamboyan telah menjelma menjadi pasar utama untuk memenuhi kebutuhan delapan desa transmigrasi yang ada tadi. Plamboyan tadi hanyalah gambaansatu dari puluhan perkotaan yang berkembang di kawasan transmigrasi dan sentra perkebunan kelapa sawit di Riau. Cikal bakal pergeseran wajah kampung menjadi kota tadi bermula pada akhir tahun 70 an, PT. Perkebunan Nusantara II, IV, V dan VI ekspansi besar-besaran ke Riau setelah kesulitanMencari lahan pengembangan kebun yang lebih luas di Sumatera Utara (Sumut).
Penulis : Abdul Aziz