Kalau saja kongsi dagang Kumpeni Belanda tidak bibit Elaeis Guinensiss ke Indonesia, bisa jadi warga Riau tidak seperti sekarang; Riau yang dijelajahi ragam suku, hidup berdampingan penuh aroma kekeluargaan dan kedamaian. Dan bisa jadi jutaan manusia di Riau tidaka akan pernah menikmati indahnya hidup dari hasil panen kebun kelapa sawit.
Pada 170 taun silam, persis tahun 1848, dalam perjalanan dari Amsterdam, Belanda, menuju nusantara, tidak sengaja serdadu kumpeni mengantongi empat butir bibit kelapa sawit. Tidak jelas siapa nama orang Belanda yang mengantongi biji itu. Tapi yang pasti, setiba di Nusantara, empat butir bibit tadi kemudian ditanam di S’Lands Plantentuin te Buitenzorg (Kebun Raya Bogor), Kebun seluas 87 hektar yang didirikan oleh Gubernur Jendral Godert Alexsander Gerard Philip van der Capllen pada 18 Mei 1817.
Konon empat butir bibit kelapa sawit tadi, bukan semuanya berasal dari Kebun Raya Hortus Botanicus, di Distrik Plantage Amterdam. Tapi separuhnya justru berasal dari Mauritius, sebuah negara kecil dalam gugusan Kepulauan Mascarene, di benua Afrika.
Penulis : Abdul Aziz