Waktu baru menunjukan pukul 09.10 WIB. Dari dalam capung besi itu menyembul wajah sumringah orang nomor satu Republik Indonesia, Joko Widodo. Dia ditemani Kepala Staff Kepersidenan, Moeldoko dan Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Riau, Wan Thamrin Hasyim.
Hari itu, Jokowi meresmikan program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) milik Koperasi Unit Desa (KUD) Subur Makmur, Kepenghuluan Pelita seluas 328 hektar. Luasan ini adalah bagian dari 3.591 hektar kebun kelapa sawit rakyat yang sedang menjalani proses peremajaan dari target 9000 hektar pada priode 2017-2018.
Ada tujuh KUD pemilik lahan itu, yang terbesar di lima kabupaten yang berada di Provinsi Riau; Rokan Hulu (Rohul) 2.322 hektar, Rohil 328 hektar, Kampar 278 hektar, Pelalawan 552 dan Siak 111 hektar. Meski terlambat, peremajaan (Replanting) telah menjadi pertanda bahwa perkebunan kelapa sawit di Riau sudah memasuki siklus kedua. Dan ini berarti sudah lebih dari 25 tahun kelapa sawit menjadi tanaman kehidupan bagi masyarakat Riau.
Adalah Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) yang mengagas peremajaan ini. Tipa petani disangu duit Rp. 25 juta untuk satu hektar lahan kebun kelapa sawit yang akan diremajakan. Duit sangu ini bersumber dari pungutan pajak ekspor Crude Palm Oil (CPO) sebesar USD 50 per ton.
Penulis : Abdul Aziz