Misi Jatmiko ini langsung di sambut baik oleh sederet bank milik negara yang tergabung dalam Himpunan Bank Milik Negara (Himbara). Sebab bank-bank ini tahu kalau PTPN V sudah piawailah soal menjadi bapak angkat. Apa lagi saat perusahaan ini dipimpin Jatmiko, bank semakin percaya lantaran mereka tahu seperti apa sepak terbang Jatmiko sebelumnya.
Jatmiko harus mengandeng sejumlah bank tadi lantaran biaya untuk peremajaan kebun petani engak cukup hanya mengandalkan bantuan peremajaan kebun dari pemerintah yang disalurkan oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPBD KS). Duit yang disediakan pemerintah hanya sekitar 50 persen dari total kebutuhan setiap kavling kebun petani. Makanya untuk menomboki total biaya peremajaan tadilah digandeng bank-bank dalam bentuk pinjaman. PTPN yang menjadi penjamin.
Setelah segala sesuatunya diangap oke, Jatmiko laporan pada Menteri BUMN Rini Soemarno. Perempuan 60 tahun ini langsung sumringah saat Jatmiko menyodorkan detil rencananya itu. “Ini baru BUMN namanya. BUMN untuk sawit rakyat,” kata ibu tiga anak ini semangat. Kamis 11 April 2019, akhirnya menjadi babak baru bagi sekitar 14 ribu Kepala keluarga (KK) petani kelapa sawit dan karet di Riau. Mereka yang tadinya kelimpungan soal peremajaan tanaman kebun, kini sudah bisa menarik nafas lega. PTPN V resmi menjadi bapak angakat mereka kembali setelah Jatmiko yang mantan Direktur Keuangan Holding PTPN III itu meneken kesepahaman dengan lima Pemerintah Kabupaten di Riau, tempat para petani tadi bermukim.
Penulis : Abdul Aziz