Artinya duit untuk membikin kebun ini di dapat dari hasil kerja sama dengan bank Asia. Ada pun luas lahan NES ADB II ini mencapai 18.974 hektar. Kemudian di Sei Pagar Kampar dan Sei Intan Rohul ada pula PIR Trans seluas 12 ribu hektar. Tak hanya di kebun kelapa sawit yang ada project NES ADB II itu, di sektor perkebunan karet juga ada. Misalnya di Air Molek Indragiri Hulu (Inhu). Di sini ada ada kebun karet plasma seluas 13.861 hektar. Lalu di Sei Siasam Rohul ada pula kebun karet pola PIR Khusus seluas 4.000 hektar.
Lama terbiarkan, tahun 2010 an, kebun plasma ini mulai dilirik oleh PTPN V hingga kemudian pada tahun 2012 lahan milik Koperasi Unit Desa (KUD) Karya Mukti di Sei Tapung Kabupaten Rohul seluas 874 hektar direplanting. Tahun berikutnya lahan dua KUD di daerah yang sama direplanting pula. Luas totalnya mencapai 1.562 hektar. Dua KUD itu adalah : Dayo Mukti dan Tani Sejahtera. Dan pada tahun 2014, giliran lahan milik petani plasma di Sei Buatan Kabupaten Siak yang dilirik. Ada lahan seluas 1.043,83 hektar milik KUD Tunas Karya dan Karya Dharma III yang direplanting.
Tapi belakangan, persis setelah Jatmiko Krisna Santosa menjadi Direktur Utama PTPN V, lahan-lahan milik bekas binaan ini barulah dianggap sesuatu yang sangat potensial. Itulah makanya kemudian lelaki 48 tahun ini diangap menjadi sososk pertama yang membikin terobosan yang tak lazim di PTPN V dan bahkan di Riau. Sebab itu tadi, bukan tidak banyak perusahaan swasta besar di Riau yang berkantong tebal, yang bisa menjadi bapak angkat para petani itu. Dan bukan tidak silih berganti Dirut PTPN V yang mestinya mumpuni menengok peluang besar yang ada.
Penulis : Abdul Aziz