JAKARTA, SAWIT INDONESIA – Realisasi penyerapan penggunaan biodiesel pada tahun 2016 ini menyentuh angka tertinggi yaitu 2,52 juta kiloliter (KL) atau 87 persen dari target penyaluran sebesar 2,9 juta KL.
“Ini highest, sejarah bisa mencapai 2,5 juta dalam setahun penyaluran, akhir tahun sepertinya bisa tercapai 95 persen, karena Mei lalu ada sedikit delay pasokan FAME, lalu ditambah sekarang insiden biosolar tercampur air, dampaknya 5.000 KL. “kata Sekretaris Direktorat Jenderal EBTKE, Dadan Kusdiana dalam Acara Breakfast Media Gathering di Gedung Ditjen EBTKE, Jumat, 25 November 2016, seperti dilansir dari situs ebtke.go.id.
Konsumsi biodiesel ini memberikan nilai tambah dari segi penghematan devisa yang bisa diperoleh Rp8,05 triliun dan penurunan emisi GRK 2,91 juta ton CO2.
Dadan menambahkan realisasi tahun ini lebih tinggi dibandingkan 2014 dimana penyaluran biodiesel baru mencapai 1,9 juta KL bahkan tahun 2015 lebih rendah lagi yaitu hanya 480 ribu KL.
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (Dirjen EBTKE) Rida Mulyana mengatakan dalam pertemuan the 22nd Conference of the Parties (COP 22) di Marrakesh, Maroko, beberapa waktu lalu disebutkan saat ini sektor energi disinyalir masih sebagai faktor utama dalam terjadinya perubahan iklim.
“Tidak ada yang salah dengan dengan penggunaan energi fosil, apa yang kita nikmati sekarang sebagian besar dari hasil dari energi fosil, tapi trend kedepan penggunaan energi baru terbarukan mempunyai porsi lebih,”kata dia.