Asep Asmara, S.E., M.M., Direktur Ekspor Produk Pertanian dan Kehutanan Kementerian Perdagangan RI
“Setelah dihantam pandemi selama 2020 sampai tahun ini, Indonesia masih bangkit dan ekspor meningkat. Pada 2021, total ekspor nasional mencapai US$120,58 miliar dari Januari sampai Juli. Kelapa sawit dan turunannya berkontribusi 16,09% terhadap total ekspor Indonesia, “ ujar Asep Asmara, Direktur Ekspor Produk Pertanian dan Kehutanan Kementerian Perdagangan RI, dalam webinar bertemakan “Momentum Industri Oleokimia Indonesia di Pasar Global: Peluang dan Tantangan”, Kamis (9 September 2021).
Kegiatan ini diselenggarakan oleh Asosiasi Produsen Oleochemical Indonesia (APOLIN) dan Majalah Sawit Indonesia yang didukung oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan KelapaSawit (BPDPKS).
Sementara itu, total ekspor non migas mencapai US$113,77 miliar di periode Januari sampai Juli tahun ini. Dan, kelapa sawit menyumbang 17,05% terhadap total ekspor non migas.
“Tren positif ekspor ini sesuai arahan Presiden Jokowi kepada Kementerian Perdagangan RI untuk percepatan peningkatan ekspor dan menjaga neraca perdagangan Indonesia,” jelasnya.
Data Kementerian Perdagangan menunjukkan nilai ekspor nilai ekspor kelapa sawit dan produk turunannya mencapai US$ 19,4 miliar sepanjang Januari sampai Juli 2021. Ada kenaikan 55,86% dibandingkan periode sama tahun 2020 sebesar US$ 12,44 miliar.
Sedangkan untuk volume ekspornya tercatat sebesar 23,67 juta ton di periode Januari-Juli 2021, meningkat 3,05% dari periode yang sama di tahun 2020.
Asep Asmara mengapresiasi kinerja ekspor sawit Januari sampai Juli yang sebesar US$19,4 miliar di tahun ini. Karena nilai ekspor ini mendekati total ekspor tahun 2020 sebesar US$23,9 miliar.
Ia mengatakan nilai ekspor kelapa sawit dan produkturunannya mengalami tren perkembangan yang positif sebesar 1,98% selama 5 tahun terakhir. Volume ekspor juga mengalami tren perkembangan yang positif sebesar 6,08%.
Dari nilai ekspor, oleokimia yang berkontribusi sebesar 19% bagi ekspor sawit sepanjang Januari-Juli 2021. Terbesar adalah produk RBD Palm Oil dengan kontribusi hingga 67%.
Dalam presentasinya, Asep menjelaskan nilai ekspor oleokimia mengalami tren perkembangan yang positif sebesar 9,57% selama 5 tahunterakhir. Sejalan dengan volume ekspor juga mengalami tren positif sebesar 17,22%.
Pada periode Jan-Jul 2021, nilai ekspor oleokimia tercatat sebesar USD 3,68 miliar, meningkat signifikan sebesar 68,39% dibandingkan 2020 (Jan-Jul). Sedangkan untuk volume ekspornya tercatat sebesar 3,82 juta ton, meningkat 16,88% dari periode yang sama di tahun 2020.
Ekspor oleokimia Indonesia didominasi produk dalam bentuk fatty acid sebesar 2,22 juta ton (58%) dan gliserol sebesar 0,80 juta ton (21%).
Negara tujuan ekspor utama untuk oleokimia Indonesia adalah RRC dengan total nilai USD 0,95 miliar. Produk utama yang diekspor adalah stearic acid, fatty alcohol dan glycerol. Disusul negara lain yaitu Belanda, India, Amerika Serikat, dan Malaysia.
(Selengkapnya dapat dibaca di Majalah Sawit indonesia, Edisi 119)