JAKARTA, SAWIT INDONESIA – Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) menargetkan Bursa CPO Indonesia mulai berjalan efektif pada tanggal 23 Oktober 2023. Pada triwulan pertama 2024 diharapkan harga referensi CPO sudah mulai terbentuk.
Kepala Bappebti Didid Noordiatmoko mengatakan saat ini sudah ada 18 pelaku usaha yang bergabung dalam transaksi perdagangan di Bursa CPO Indonesia yang diselenggarakan Bursa Komoditas dan Derivatif Indonesia (ICDX).
“Ini tentunya menjadi awal yang sangat baik bahwa bursa ini tidak memulai dari nol dan ini sudah menunjukkan bahwa sudah ada keinginan yang sangat kuat dari pelaku usaha untuk mewujudkan perdagangan CPO yang lebih fair dan transparan. kami menargetkan tanggal 23 Oktober 2023 bursa CPO sudah live, artinya berjalan penuh,” ujar Didid dalam peluncuran Bursa CPO Indonesia di Jakarta pada hari ini, Jumat (13/10/2023).
Dia mengungkapkan perdagangan fisik CPO di bursa berjangka sudah siap berjalan secara efektif. Pihaknya optimis saat berjalan pada 23 Oktober 2023 nanti akan mulai membentuk price discovery.
“Dan upaya keras untuk meningkatkan kredibilitas bursa pada triwulan pertama 2024 sudah mampu mewujudkan price reference,” ucap Didid.
Lebih lanjut, dia mengakui jika pembentukan harga acuan CPO seperti yang diamanatkan UU 32/97 tidak mungkin dilakukan sendiri pihaknya. Didid menyebut perlu dukungan peran serta dan kolaborasi dengan semua pihak yang terkait dengan CPO. Dukungan dengan instansi pemerintah juga sangat diperlukan antara lain Ditjen Perkebunan Kementerian Pertanian dari sisi hulu, Kementerian Keuangan di sisi hilir untuk mengkaji insentif yang bisa diberikan jika perdagangan CPO ini semakin transparan.
“Setidaknya kami yakin penerimaan pajak jika ini berjalan dengan fair, akan meningkat baik sisi PTN dan PTH. Peran pelaku usaha utama akan peran ini terwujud,” ucapnya.
Di sisi lain, Didid mengungkapkan bahwa pendirian bursa ini sekaligus menandai transformasi Bappebti. Ke depan, Bappebti akan lebih fokus pada pengaturan pada perdagangan berjangka komoditi strategis yang berdampak langsung pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.
“Setelah CPO ini Bappebti akan melanjutkan lagi [pendirian bursa] dengan komoditi strategis lainnya, seperti kopi, karet, nikel, dan sebagainya,” tandas Didid.
Penulis: Indra Gunawan