JAKARTA, SAWIT INDONESIA – Peningkatan produktivitas baik melalui perbaikan kultur teknis (partially factor productivity) maupun melalui perbaikan varietas tanaman (total factor intensive) yang memerlukan kegiatan ekonomi padat modal ( capital intensive) dan padat pengetahuan (knowledge intensive) yang memerlukan modal/kapital yang besar. Masalahnya di Indonesia saat ini biaya modal (tingkat suku bunga) begitu tinggi dan tidak kompetetif dibandingkan dengan negara lain.
Tingkat suku bunga kredit di Indonesia masih di atas 10 persen, sementara di negara-negara Asean lainnya sudah di bawah 10 persen. Bahkan, suku bunga kredit di malaysia yang merupakan pesaing utama minyak sawit Indonesia , suku bunga kredit sudah di bawah 5 persen per tahun. Dengan mengkaitkan strategi pembangunan industri sawit Indonesia yang berkelanjutan, khususnya kebijakan replanting yang sudah memasuki tahap urgent saat ini, maka salah satu kebijakan yang diperlukan saat ini adalah kebijakan pemerintah dalam merangsang investasi sawit baik di sektor hulu maupun hilir.
Sumber: GAPKI