Jakarta, Sawit Indonesia – PT Pupuk Indonesia (Persero) siap menyalurkan lebih dari 9 juta ton pupuk dalam rangka memenuhi kebutuhan petani Indonesia serta menjalankan amanat pemerintah dalam mempertahankan ketahanan pangan nasional. Hal ini disampaikan oleh Direktur Utama Pupuk Indonesia, Rahmad Pribadi usai mengikuti Rapat Dengar Pendapat Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia yang dipimpin oleh Ketua Komisi IV DPR RI, Sudin, di Jakarta.
Pemerintah lewat Permentan Nomor 01 Tahun 2024 dan Kepmentan Nomor 249 Tahun 2024 telah meningkatkan alokasi subsidi pupuk menjadi 9,55 juta ton atau meningkat 2 kali lipat dari yang sebelumnya 4,7 juta ton. Alokasi subsidi ini ditujukan kepada empat jenis, yaitu Urea, NPK, NPK Formula Khusus, dan alokasi terbaru untuk pupuk Organik.
Kepada Komisi IV DPR RI, Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero), Rahmad Pribadi, menjelaskan, “Salah satu faktor utama penunjang produktivitas pertanian nasional adalah distribusi pupuk yang memadai bagi seluruh petani di Indonesia. Realisasi pupuk subsidi hingga tanggal 15 Juni 2024 ini tercapai 2,8 juta ton, dari total alokasi sebesar 9,55 juta ton atau 29 persen dari total alokasi. Untuk memenuhi kebutuhan pupuk para petani nasional dalam menjalani musim tanam, kami telah menyiapkan program akselerasi serapan pupuk subsidi untuk memastikan kelancaran proses penyaluran pupuk.”
Sebanyak 58% petani yang terdaftar dalam sistem elektronik Rancangan Definitif Kebutuhan Kelompok (e-RDKK) hingga bulan Mei 2024 belum menebus (pupuk subsidi). Guna meningkatkan serapan, PI menginisiasi sosialisasi dan mengajak petani menebus pupuk bersubsidi dengan menggalakkan program PI Menyapa dan Tebus Bersama.
PI Menyapa adalah forum komunikasi dan koordinasi antara Pupuk Indonesia dengan stakeholder di lapangan yang diselenggarakan untuk meminimalisir koreksi dari tagihan pupuk subsidi. PI juga akan mengkampanyekan program Tebus Bersama, dengan mengajak petani menebus pupuk subsidi secara bersama di kios-kios pupuk dengan fokus pada wilayah yang memiliki serapan pupuk yang rendah.
Per 15 Juni 2024, Pupuk Indonesia telah merealisasikan distribusi pupuk subsidi sebesar 2,80 juta ton, yang terdiri 1.586.663 ton pupuk Urea, 1.203.754 ton pupuk NPK, dan 9.334 ton pupuk NPK Formula Khusus.
“Tidak hanya memastikan pupuk bersubsidi tersedia di kios, tapi kemudahan akses petani untuk mendapatkan pupuk bersubsidi juga menjadi perhatian Pupuk Indonesia. Kami berharap dukungan dari seluruh pemangku kepentingan, untuk kesuksesan petani dalam menanam di musim tanam kedua ini,” tambah Rahmad.
Untuk memudahkan petani dalam menebus pupuk bersubsidi, Pupuk Indonesia bersama Kementerian Pertanian telah mengimplementasikan mekanisme penebusan pupuk subsidi yang lebih efektif bagi petani nasional, yakni lewat penggunaan aplikasi i-Pubers (Integrasi Pupuk Bersubsidi) yang implementasinya telah mencapai 100 persen secara nasional. Melalui aplikasi i-Pubers ini, petani dapat menebus pupuk subsidi di seluruh kios mitra Pupuk Indonesia hanya dengan menggunakan KTP.
Mekanisme penebusan ini melibatkan pemindaian KTP, penandatanganan bukti transaksi, dan pengambilan foto sebagai bukti. Sebelum menebus pupuk, petani harus memastikan bahwa mereka memenuhi syarat sebagai penerima pupuk subsidi berdasarkan Permentan, serta terdaftar dalam daftar e-RDKK Kementerian Pertanian.“Dengan penggunaan aplikasi i-Pubers pada lebih dari 27.000 kios pupuk di seluruh Indonesia, kami memastikan para petani dapat menebus pupuk subsidi sesuai dengan alokasi yang telah ditetapkan. Sehingga tidak hanya memudahkan proses penebusan, sistem ini juga meningkatkan efektivitas pengawasan distribusi pupuk bersubsidi secara luas.” tutup Rahmad.
Sumber: pupuk-indonesia.com