• Beranda
  • Rubrik
    • Analisis
    • Artikel
    • Berita Terbaru
    • Edisi Terbaru
    • Event
    • Hama Penyakit
    • Hot Issue
    • Inovasi
    • Kinerja
    • Oase
    • Palm Oil Good
    • Pojok Koperasi
    • Profil Produk
    • Sajian Utama
    • Seremoni
    • Sosok
    • Tata Kelola
  • Tentang Kami
  • Susunan Redaksi
  • Hubungi Kami
Facebook Twitter Instagram
Sabtu, 28 Januari 2023
Trending
  • Erick Thohir: Pabrik Minyak Makan Merah Sejahterakan Petani Sawit
  • Pererat Kerja Sama dan Percepat Penyelesaian Perundingan FTA Indonesia-EAEU
  • KPPU Periksa Dua Saksi Dari Pihak Terlapor Dalam Sidang Migornas
  • Perkuat Mekanisasi Pertanian
  • Sesuai Putusan MK No. 34/PUU-IX/2011,Pemerintah Wajib Lindungi Hak Atas Tanah dari Klaim Kawasan Hutan
  • Pacu Produksi Tanaman Pangan 2023
  • Stok Pupuk Bersubsidi Aman di Aceh
  • BRI Berdayakan Para Pelaku UMKM Tersebut Agar Mampu Untuk Terus Meningkatkan Produktivitas dan Kualitasnya
Facebook Instagram Twitter YouTube
Majalah Sawit Indonesia OnlineMajalah Sawit Indonesia Online
Subscribe
  • Beranda
  • Rubrik
    • Analisis
    • Artikel
    • Berita Terbaru
    • Edisi Terbaru
    • Event
    • Hama Penyakit
    • Hot Issue
    • Inovasi
    • Kinerja
    • Oase
    • Palm Oil Good
    • Pojok Koperasi
    • Profil Produk
    • Sajian Utama
    • Seremoni
    • Sosok
    • Tata Kelola
  • Tentang Kami
  • Susunan Redaksi
  • Hubungi Kami
Majalah Sawit Indonesia OnlineMajalah Sawit Indonesia Online
Home » Strategi Meningkatkan Serapan Hara dengan Kombinasi Penggunaan Pupuk Anorganik dan Pupuk Organik
Artikel Berita Terbaru

Strategi Meningkatkan Serapan Hara dengan Kombinasi Penggunaan Pupuk Anorganik dan Pupuk Organik

By Redaksi SIDesember 24, 20214 Mins Read
WhatsApp Facebook Twitter Telegram LinkedIn Pinterest Email
Eko Zulkifli
Eko Zulkifli
Share
WhatsApp Facebook Twitter Telegram LinkedIn Pinterest Email
  1. Pendahuluan

Anggaran biaya yang dialokasikan untuk kegiatan pemupukan maupun pembelian material pupuk merupakan anggaran yang paling besar menghabiskan anggaran operasional untuk tanaman. 60%-70 % anggaran kebun digunakan untuk kegiatan ini. Pertanyaan yang paling mendasar dan penting untuk kita jawab adalah, berapa banyak material pupuk tersebut yang tidak dapat diserap oleh tanaman, dengan kata lain hilang percuma dan tidak dapat diserap oleh tanaman akibat kondisi fisik dan kimia tanah perkebunan yang semakin buruk.

Bertambahnya dosis pemupukan setiap tahun, sesungguhnya bukan hanya dipengaruhi oleh faktor bertambahnya usia tanaman, tetapi juga disebabkan oleh terjadinya inefisiensi serapan hara oleh tanaman,dan hal ini belum dilakukan penelitian secara khusus dan belum ada data yang dapat digunakan sebagai dasar untuk melakukan penghematan dalam kegiatan pemupukan.

Sebagai sebuah ilustrasi, jika saja terjadi peningkatan efisiensi serapan dapat menekan penggunaan bahan material pupuk sebesar 20 % saja pertahun berarti untuk 1 estate seluas 10.000 Ha akan di peroleh penghematan sebesar + 14 milyar pertahun (asumsi biaya pupuk 7 juta per/ha/tahun). Dengan demikian, Persepsi yang harus dikembangkan saat ini adalah penghematan biaya pupuk perlu dilakukan secara sistematis dan terorganisir dengan baik dan melibatkan seluruh level, mulai dari level karyawan pekerja, hingga level pengambil keputusan .

Baca juga :   Komisi XI Dukung BRI Maksimalkan KUR

Pada tulisan ini akan dibahas mengenai dasar-dasar ilmu kesuburan tanaman sebagai acuan dalam memahami karakteristik tanaman yang berkaitan erat dengan kemampuan tanaman dalam menyerap unsur hara yang dibutuhkan bagi tanaman, dan dalam tulisan ini juga menguraikan faktor-faktor utama yang bersifat alami yang tidak bisa dikendalikan oleh manusia maupun faktor alami yang bisa dikendalikan oleh manusia yang berhubungan erat dengan penyerapan unsur hara oleh tanaman. Dalam tulisan ini juga akan membahas tentang strategi dan teknik untuk meningkatkan serapan hara oleh tanaman.

Definisi Pertumbuhan Tanaman

Pertumbuhan tanaman adalah suatu proses perubahan yang sangat kompleks yang dipengaruhi faktor internal maupun faktor eksternal. Secara sederhana pertumbuhan tanaman dapat didefinisikan sebagai suatu proses vital yang menyebabkan perubahan baik meliputi perubahan ukuran, bentuk, berat dan volume. Pertumbuhan tanaman setidaknya terdiri atas beberapa fase, diantaranya yaitu (1) Fase pembentukan sel, (2) Fase perpanjangan dan pembesaran sel, (3) Fase diferensial sel. Semua fase dan proses pertumbuhan tanaman dipengaruhi atau ditentukan oleh faktor-faktor pertumbuhan.

Faktor-Faktor Pertumbuhan Tanaman

  1. Faktor genetis

Faktor genetis merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan maupun pertumbuhan tanaman. Sifat-sifat unggul maupun sifat sebaliknya umumnya diturunkan dari generasi sebelumnya, namun sifat-sifat unggul akan terganggu atau tidak muncul jika ada faktor eksternal yang dominan sehingga mempengaruhi kondisi perkembangan tanaman, misalnya faktor ketersedian air atau suhu ekstrim.

Baca juga :   KPPU Periksa Dua Saksi Dari Pihak Terlapor Dalam Sidang Migornas

2. Ketersediaan Air

Air merupakan syarat utama terjadinya metabolisme pada kegiatan seluruh makhluk hidup, Ketidak tersediaan air akan direspon oleh tanaman dengan secara visual, yaitu warna daun akan menguning dan pada sebagian tanaman tahunan akan merespon dengan cara menggugurkan daun untuk bertahan hidup, proses pembentukkan daun, bunga, tunas maupun buah akan terganggu jika tanaman mengalami kekurangan air.

  1. Ketersediaan Unsur Hara

Ketersediaan unsur hara/makanan yang dibutuhkan oleh tanaman juga sangat berpengaruh terhadap perkembangan maupun pertumbuhan tanaman. Ketersediaan hara tidak hanya meliputi jumlah saja ,namun juga meliputi komposisi unsur hara yang tersedia didalam tanah maupun unsur hara yang berasal dari luar yaitu berupa pemberian pupuk hara makro maupun mikro.

  1. Cahaya Matahari

Cahaya matahari memegang peranan yang vital untuk kelangsungan fisiologis tanaman, terutama fotosintesis, respirasi dan transpirasi tanaman. Keberlangsungan fotosintesis berkorelasi positif dengan keberadaan stomata. Jika intensitas cahaya meningkat, jumlah stomatapun cenderung meningkat, tetapi peningkatan tertsebut lebih dikarenakan semakin kecilnya ukuran sel-sel epidermis sehingga jarak antar stomata menjadi lebih dekat.

  1. Hormon Pertumbuhan
Baca juga :   Komitmen KHLK Antisipasi Karhutla Tahun 2023

Hormon pertumbuhan merupakan senyawa-senyawa dalam jumlah yang kecil yang turut mengatur proses pertumbuhan. Umumnya hormon pertumbuhan yang dikenal saat ini adalah Hormon Auxin, Hormon Giberelin dan Hormon Sitokinin. Hormon Auxin berfungsi mematahkan dormansi biji dan merangsang proses perkecambahan biji, dan juga merangsang dan mempertinggi prosentase timbulnya buanga dan buah. Hormon giberelin merangsang pertumbuhan tanaman, sehingga tanaman terhindar dari kerdil, hormon giberelin juga memacu proses perkecambahan biji, salah satu efek hormon giberelin adalah mendorong terjadinya sintesis enzim dalam biji seperti amilase, protease dan lipase, dimana enzim tersebut akan merombak dinding sel endosperm biji dan menghidrolisis pati dan protein yang akan memberikan energi bagi perkembangan embrio diantaranya adalah radicula (akar) yang akan mendobrak endosperm, kulit biji atau kulit buah yang membatasi pertumbuhan/perkecambahan biji sehingga biji berkecambah.

(Selengkapnya dapat dibaca di Majalah Sawit Indonesia, Edisi 122)

Related posts:

  1. Bupati Merauke Minta LSM Tidak Ganggu Investasi
  2. Masa Depan Regulasi Lahan Gambut Oleh : Dr. Rio Christiawan (Bagian Kedua-Selesai)
  3. 27 Tahun Setelah Kongres AFSA Pertama pada 1993 Revitalisasi Gerakan Mahasiswa Kehutanan ASEAN 2020
  4. Ngobrol Kondisi Sawit 2021 Bersama Dr. Purwadi
Penulis: Eko Zulkifli (Konsultan Perkebunan)
Share. WhatsApp Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Email Telegram

Related Posts

Erick Thohir: Pabrik Minyak Makan Merah Sejahterakan Petani Sawit

11 jam ago Berita Terbaru

Pererat Kerja Sama dan Percepat Penyelesaian Perundingan FTA Indonesia-EAEU

15 jam ago Berita Terbaru

KPPU Periksa Dua Saksi Dari Pihak Terlapor Dalam Sidang Migornas

1 hari ago Berita Terbaru

Perkuat Mekanisasi Pertanian

1 hari ago Berita Terbaru

Sesuai Putusan MK No. 34/PUU-IX/2011,Pemerintah Wajib Lindungi Hak Atas Tanah dari Klaim Kawasan Hutan

1 hari ago Berita Terbaru

Pacu Produksi Tanaman Pangan 2023

1 hari ago Berita Terbaru

Stok Pupuk Bersubsidi Aman di Aceh

1 hari ago Berita Terbaru

BRI Berdayakan Para Pelaku UMKM Tersebut Agar Mampu Untuk Terus Meningkatkan Produktivitas dan Kualitasnya

1 hari ago Berita Terbaru

Kebijakan yang Berpihak kepada Petani, Meningkatkan Ekonomi

1 hari ago Berita Terbaru
Edisi Terbaru
Edisi Terbaru

Cover Majalah Sawit Indonesia, Edisi 134

Redaksi SI1 bulan ago1 Min Read
Event
Event

Talkshow Sawit Indonesia Award 2022

Redaksi1 bulan ago1 Min Read
Latest Post

Erick Thohir: Pabrik Minyak Makan Merah Sejahterakan Petani Sawit

11 jam ago

Pererat Kerja Sama dan Percepat Penyelesaian Perundingan FTA Indonesia-EAEU

15 jam ago

KPPU Periksa Dua Saksi Dari Pihak Terlapor Dalam Sidang Migornas

1 hari ago

Perkuat Mekanisasi Pertanian

1 hari ago

Sesuai Putusan MK No. 34/PUU-IX/2011,Pemerintah Wajib Lindungi Hak Atas Tanah dari Klaim Kawasan Hutan

1 hari ago
WhatsApp Telegram Facebook Instagram Twitter
© 2023 Development by Majalah Sawit Indonesia Development Tim.

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.

Go to mobile version