JAKARTA, SAWIT INDONESIA – Asian Agri tetap menjaga keberlangsungan operasional di perkebunan dan pabrik sawitnya dalam rangka memenuhi kebutuhan pangan dan energi masyarakat. Di masa Normal Baru (New Normal) ini, perusahaan telah mengadopsi pola kehidupan dalam bekerja melalui penerapan protokol kesehatan untuk mencegah penularan Covid-19 di perkebunan sawit dan karyawannya .
“Protokol kesehatan telah berjalan sangat baik di kebun. Sampai hari ini, tidak kasus positif di perkebunan kami,” ujar Bernard Riedo, Stakeholder Relations Director Asian Agri, dalam diskusi webinar Rabu (10 Juni 2020).
Ia menegaskan bahwa tidak ada karyawan Asian Agri yang terpapar virus corona COVID-19. Karena itulah, kegiatan di Asian Agri tetap berjalan mengikuti protokol kesehatan COVID-19 secara baik dan ketat. “Untuk kegiatan di kantor kami tidak mau ambil risiko, semua sudah dibatasi. Persiapan sudah kita jalankan secara grup besar,” jelas dia.
Bernard Riedo menjelaskan bahwa perusahaan mengadopsi pola kehidupan dan bekerja “Normal Baru”, yang mana para pekebun dan karyawan pabrik akan menerapkan protokol pencegahan COVID-19. Langkah ini diambil guna memastikan pengelolaan kebun berkelanjutan tidak terkendala dan mencapai target produksi secara berkelanjutan.
Di perkebunan sawitnya, Asian Agri telah mempersiapkan berbagai kebijakan untuk membendung pandemi Covid-19. Bernard mengatakan pegawai administrasi di kantor yang berada di Riau dan Medan dialihkan untuk bekerja dari rumah semenjak Maret dan April kemarin. Termasuk di kebun, perusahaan membatasi pergerakan orang dari luar supaya tidak terjadi penularan virus kepada karyawan.
Perusahaan juga memaksimalkan penggunaan teknologi informasi sehingga aktivitas bekerja berjalan normal. Seperti melakukan remote audit atau pemeriksaan jarak jauh untuk internal dan eksternal. Kegiatan rapat koordinasi dilakukan melalui teknologi zoom meeting.
“Perusahaan tetap mengadopsi praktik sustainability. Kendati tidak bisa turun ke lapangan secara langsung. Kami lakukan remote audit untuk memverifikasi data dan pengawasan. Pola ini juga disetujui lembaga auditor dan Lembaga seperti RSPO,” kata Bernard.
Hingga saat ini, program keberlanjutan Asian telah berjalan seperti mencapai 100% sertfikasi ISPO (Indonesian Sustainable Palm Oil), menjalankan pendampingan 4 KUD di Riau dan Jambi yang berhasil meraih sertifikasi RSPO bagi petani swadaya, 100% Petani Plasma mitra Asian Agri mempertahankan RSPO (Roundtable Sustainable Palm Oil), dan Asian Agri mencapai 100% traceability atau ketelusuran dengan menjalin kerjasama dengan lembaga independen untuk memutakhirkan sistem ketelusuran.