Teknologi Probase yang ditawarkan untuk meningkatan jalan kebun sangatlah dibutuhkan perkebunan sawit. Sebelum dipasarkan di Indonesia, telah sukses digunakan di perkebunan sawit di Malaysia.
Kebutuhan akses jalan yang baik di kebun sawit menjadi salah satu syarat utama dalam mendapatkan produktivitas hasil panen yang tinggi. Untuk jalan di dalam kebun, tidak dapat dipungkiri kualitasnya masih buruk sehingga menyulitkan akses kendaraan. Apalagi ketika musim hujan, kendaraan pengangkut buah harus hati-hati karena bisa saja terjadi slip dan roda terbenam di lumpur. Sementara itu, akses jalan di luar atau sekitar kebun yang berhubungan dengan masyarakat hampir mirip dengan di dalam kebun. Itu sebabnya, masyarakat terkadang mengeluhkan polusi udara karena kerikil maupun debu yang beterbangan sewaktu kendaraan lewat. Dari sini, muncullah benih konflik sosial karena masyarakat menilai perusahaan tidak peduli dengan kualitas lingkungan sekitar.
Memang di satu sisi, pembangunan jalan raya butuh biaya cukup besar khususnya jalan aspal maupun dari kerikil. Tak heran, kualitas jalan raya dibangun masih seadanya. Devina Adji, Sales&Marketing Manager PT Probase Technology, mengatakan masalah yang dihadapi jalan raya di kebun sawit itu sangat umum yaitu berdebu di musim kemarau. Sedangkan, musim hujan biasanya jalanan becek dan licin yang menyulitkan mobilitas kendaraan dan aktivitas kebun.
Salah satu penyebab jalanan utama rusak adalah air. Sebagai gambaran, jalanan lebih mudah rusak dan berlumpur apabila terjadi hujan deras. Air hujan ini sifatnya mudah tembus ke dalam tanah yang selanjutnya akan mengubah tanah menjadi ibaratnya pelumas yang licin. Lembeknya tanah ini akan mengurangi daya tahannya terhadap beban diatas. Itu sebabnya, teknologi Probase meng-upgrade tanah di jalan kebun menjadi jalan yang dapat dilewati disetiap musim.
Untuk mengatasi kendala tadi, perusahaan telah mengembangkan teknologi pelapisan jalan di dalam kebun. Di Malaysia, kalangan pelaku sawit telah mengenal teknologi ini semenjak 17 tahun lalu. Devina Adji mengatakan lewat Probase menjawab permasalahan yang selama ini terjadi jalanan kebun. Teknologi yang ramah lingkungan ini dapat melapisi jalan tanah dan berkerikil.
Ada dua jenis produk Probase yang dipergunakan untuk melapisi jalan raya yaitu TX-85 Soil Stabilizer dan PB-65 soil sealant. Devina Adji mengatakan TX-85 berfungsi menguatkan dan menstabilkan tanah. TX-85 adalah stabilizer formulanya berbasis air. Produk ini pun sudah melewati uji lingkungan oleh divisi sertifikasi lingkungan SIRIM. Kegunaan TX-85 lebih banyak dipakai menstabilkan tanah yang labil untuk membentuk dasar jalan yang lebih kuat.
Sementara, fungsi dari PB-65 soil sealant merupakan lapisan anti air yang melindungi jalan dari resapan air. PB-65 hanya berlaku pada permukaan tanah yang stabil. Namun, jalan yang tidak stabil dapat distabilkan melalui penggunaan TX-85.
Menariknya, PB-65 soil sealant cukup disemprotkan ke permukaan tanah yang sudah distabilkan terlebih dahulu untuk memudahkan pekerjaan pembangunan jalan. Devina Adji mengungkapkan PB-65 soil sealant ini berbeda dengan aspal yang harus dipanaskan dulu. Masalahnya, lokasi kebun yang jauh menyulitkan pengiriman aspal karena harus dipanaskan sepanjang perjalanan, untuk memperoleh kualitas yang bagus.
“Tetapi dengan PB-65 cukup disemprotkan saja ke jalan dan tidak serumit seperti penggunaan aspal,” kata Devina.
Dalam proses pengerasan jalan, menurut Devina, akan dibuat dalam 2 tahap. Tahap pertama adalah Penggunaan TX-85 untuk menguatkan dan menstabilkan tanah dengan ketebalan 15 cm , kemudian dilanjutkan pengunaan PB-65 soil sealant dengan ketebalan 6 mm yang berfungsi sebagai lapisan kedap air yang mirip dengan aspal sebelum batu kerikil ditaburkan. Dalam jangka waktu tak lama, jalan sudah dapat dilewati
Devina menyarankan proses aplikasi dilakukan di musim kemarau sebab musuh utama dari jalan raya adalah air. Prinsipnya, permukaan jalan raya harus steril dari air yang berpotensi masuk tanah.
“Dari segi biaya, produk kami lebih murah sekitar 40%-60 % dan perawatan sangatlah mudah. Kalau ditemukan jalan berlubang cukup disemprot PB-65,” kata Devina.
Di Indonesia, teknologi Probase telah dikenal perusahaan perkebunan sawit mengingat sudah dipasarkan semenjak 7 tahun lalu. Kepada pemilik kebun, Devina Adji, menyatakan produk ini membantu peningkatan produktivitas perkebunan kelapa sawit yaitu hasil panen dapat lebih cepat diantar ke pabrik sehingga kualitas buah yang diperoleh menjadi lebih baik, meningkatkan kualitas hidup lingkungan sekitar yang merupakan bagian dari Corporate Social Responsibility (CSR)
Faktor efisiensi biaya merupakan daya tarik dari teknologi ini terutama biaya penggunaan alat berat, biaya perbaikan kendaraan, biaya penggunaan ban , biaya penggunaan batu. Dari perhitungan Devina, biaya perawatan hanya sekitar 5- 10% dari aplikasi awal. Walaupun, di awal pembangunan jalan dengan Probase ini agak lebih tinggi dari penggunaan metode tradisional tetapi dampaknya akan terasa di masa mendatang. (Yasin/Qayuum)