JAKARTA, SAWIT INDONESIA – Solidaridad bersama dengan Kementerian Pertanian hari ini melakukan soft launching Pusat Sumber Daya Pertanian Regeneratif ISPO (Indonesian Sustainable Palm Oil) yang berlokasi di Gedung C Kementerian Pertanian Republik Indonesia.
Pusat ini akan dikelola oleh Solidaridad Indonesia, salah satu organisasi tertua di dunia yang bergerak di bidang kelestarian dan keberlanjutan, untuk mengembangkan program dan produk-produk bagi petani swadaya agar dapat mematuhi standar ISPO. Pusat ini juga akan mempromosikan pertanian regeneratif untuk tanaman kelapa sawit.
Solidaridad yang berkolaborasi dengan Kementerian Pertanian akan membawa para ahli di Indonesia untuk memberikan pendidikan ekstensif, riset, inovasi, dan dukungan sertifikasi terhadap petani swadaya.
“Praktik-praktik yang seimbang dan lestari merupakan aspek utama dalam pengembangan perkebunan negara di arena pasar global. Oleh karena itu, pemerintah membutuhkan dukungan dan partisipasi dari seluruh pemangku kepentingan yang relevan dan berasal dari berbagai elemen masyarakat. Dalam hal ini, Direktorat Jenderal Perkebunan mendukung kegiatan yang akan diinisasi oleh Solidaridad untuk membantu petani mewujudkan pertanian dan perkebunan lestari, khususnya di sektor kelapa sawit, sesuai dengan peraturan pemerintah,” kata Ir. Ali Jamil, M.P, Ph.D – Direktur Jenderal PSP.
Seperti yang telah diprediksikan, area kebun milik petani swadaya di Indonesia akan terus bertambah hingga 60% dari total area perkebunan kelapa sawit di tahun 2030. Hal ini terutama karena Asia akan memerlukan minyak nabati dalam jumlah besar, dan perkebunan-perkebunan berskala besar akan mengalami kejenuhan produktivitas, sehingga semakin sulit untuk melakukan ekspansi ke area yang baru. Dalam skenario seperti ini, pertumbuhan akan secara otomatis berada pada kalangan petani swadaya.
Bagi jutaan keluarga petani swadaya di Indonesia, kelapa sawit berkontribusi dalam aspek kesejahteraan keluarga, ketahanan pangan dan penghidupan. Hal ini disebabkan karena kelapa sawit dapat dipanen sepanjang tahun, sehingga dapat menghasilkan pendapatan yang stabil dan seringkali dianggap sebagai jenis komoditi yang bisa menyelamatkan sebuah keluarga dari kemiskinan. Dengan demikian, pengentasan kemiskinan di area pedesaan, ketahanan pangan dan pembangunan ekonomi merupakan kontribusi penting dari sektor kelapa sawit di Indonesia. Namun demikian, petani kelapa sawit swadaya memerlukan dukungan agar bisa terus meningkatkan hasil produksi panennya, dengan rantai pasok yang bernilai tinggi dan dapat memenuhi standar sosial serta lingkungan hidup.
Hingga hari ini, masing-masing kebijakan perusahaan yang berkenaan dengan kelestarian dan keberlanjutan, serta inisiatif kolektif seperti RSPO belum bisa memperbaiki posisi petani swadaya secara signifikan di sector kelapa sawit. ISPO merupakan alternatif yang mumpuni untuk inisiatif keberlanjutan yang dianggap akan didominasi oleh ketentuan dari negara-negara utara. Tetapi hanya sebagian kecil petani swadaya yang memiliki sertifikat ISPO. Kurangnya pelatihan untuk para petani swadaya, pendampingan, dan peningkatan kapasitas yang selaras dengan proses ISPO. Perhatian khusus kepada para petani swadaya akan diperlukan untuk mempersiapkan mereka menjalani sertifikasi ISPO.
Solidaridad akan mengombinasikan praktik-praktik Pertanian Regeneratif untuk petani kelapa sawit swadaya seiring dengan sertifikasi ISPO. Tujuannya adalah untuk meningkatkan keanekaragaman hayati dan memperbaiki kondisi tanah milik petani swadaya dengan mengubah lahan pertanian menjadi arena yang menggunakan sistem campur dan metode ‘no-till’, tanaman naungan atau kanopi, dan mulsa, yang dapat mengembalikan limbah organic ke bumi. Dan yang penting bagi petani adalah bahwa hal ini dapat membuka potensi pendapatan lain. Tanaman yang beraneka ragam dapat menjadi sumber pendapatan baru dan sekaligus menjadi penyangga pada kondisi pasar yang senantiasa berubah – yang mana juga sudah merupakan potensi agroforestry – dapat menjadi sumber penjualan kredit yang baru bagi para petani yang metodenya telah terbukti bisa mengunci lebih banyak lagi karbon dalam tanah. Pusat Sumber Daya ini akan menyediakan teknik-teknik terkini seputar praktik pertanian regeneratif yang akan menunjang peningkatan produksi, dan mengurangi ketergantungan pada bahan kimia yang berbahaya sekaligus membuat tanaman lebih tahan hama dan penyakit.
“Saya berterima kasih pada Kementerian Pertanian, Pemerintah Indonesia, yang telah memperbolehkan kami untuk memiliki Pusat Sumber Daya di area gedung Kementerian. Ini akan memudahkan kami dalam berkoordinasi dengan pemerintah dan bekerja secara efisien untuk mendukung petani kelapa sawit swadaya di Indonesia agar dapat mencapai kesejahteraan, inklusivitas, dan memiliki kemampuan untuk melawan perubahan iklim. Pusat Sumber Daya ini akan meluncurkan teknologi digital seperti Soli-Trace, dan menawarkan akses inklusif terhadap pengetahuan dan informasi bagi para petani swadaya agar dapat berkontribusi dalam transparansi rantai pasok,” kata Dr. Shatadru Chattopadhayay, Managing Director, Solidaridad Asia.