Socfindo memiliki strategi untuk menampilkan kualitas benih (produk) yang diproduksi agar lebih dekat dengan pelaku usaha kelapa sawit baik di dalam dan luar negeri
Socfindo menjadi salah satu produsen benih sawit yang jarang absen berpartisipasi pada gelaran pameran yang diadakan stakeholders sawit. Di awal kuartal IV tahun ini, Socfindo (produsen benih sawit) hadir dan memamerkan di empat gelaran konferensi (seminar) dan pameran pada Seminar Nasional Planters Indonesia (SNPI) di Bandung (19 – 20 Oktober 2022), Indonesian Palm Oil Stakeholders (IPOS Forum) di Medan (20 – 21Oktober 2022), Palmex Indonesia 2022 di Medan (25 – 27 Oktober 2022) dan Indonesian Palm Oil Conference (IPOC 2022) di Bali (2 – 4 November 2022).
Bukan berarti benih yang diproduksi belum familiar sehingga harus memamerkan benihnya di berbagai gelaran pameran. Melainkan, ingin menunjukkan kualitas benih (produk) yang diproduksi agar lebih dekat dengan pelaku usaha perkebunan kelapa sawit baik di dalam dan luar negeri. Serta ingin mewujudkan salah satu misi yang diemban adalah membantu peningkatan produktivitas dan membangun perkebunan kelapa sawit nasional, juga ikut berperan dalam pengembangan tanaman sawit internasional.
Kebetulan, gelaran seminar dan pameran yang diikuti, dihadiri oleh pelaku usaha (perusahaan swasta, negara dan perorangan) dari dalam dan luar negeri terutama pada ajang Palmex Indonesia 2022, IPOS Forum 2022 (yang sudah menjadi agenda konferensi tahunan kelapa sawit di Indonesia yang diadakan oleh Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Cabang Sumatera Utaradan Aceh juga IPOC 2022 yang diadakan GAPKI Pusat.
Socfindo sudah mampu mendistribusikan benih sawit ke dalam dan luar negeri. Untuk pasar global meliputi wilayah Afrika seperti Ghana, Sierra Leone, Liberia, Pantai Gading, Nigeria, Kongo, Gabon, Kamerun, wilayah Amerika Latin seperti Kolombia, Ekuador, Peru dan wilayah Asia Tenggara seperti Myanmar, Asia Selatan seperti India, wilayah Oceania seperti Papua New Guinea (PNG).
Selain itu, kehadiran Socfindo pada ajang pameran (SNPI, Palmex Indonesia, IPOS Forum dan IPOC) sebagai pembuktian eksistensi perusahaan benih sawit unggul di Indonesia. Dan, menjadi momen dapat bertatap muka langsung dengan para pelanggan yang telah menggunakan bahan tanaman Socfindo. Pada kesempatan itu, bisa melakukan diskusi dan sharing terkait bahan tanaman tersebut. Dan, bertemu serta menyapa calon pelanggan yang tertarik kepada bahan tanaman Socfindo.
Seed Sales & Marketing PT Socfindo, Agustiaman Purba menjelaskan pihaknya di gelaran pameran di SNPI, IPOS Forum, Palmex Indonesia dan IPOC tidak menghadirkan dan memamerkan produk (benih) varietas terbaru. Melainkan memajang di booth Socfindo tiga benih varietas unggulan yakni DxP Unggul Socfindo LaMe, DxP Unggul Socfindo Yangambi, dan DxP Socfindo Moderat Tahan Gano (MTG). Masing-masing varietas punya kelebihan sesuai kebutuhan pelaku industri sawit Indonesia.
“Varietas benih terakhir yakni varietas MT Gano yang dirilis dan dipasarkan sejak 2013 diperuntukkan untuk perusahaan swasta, perusahaan pemerintah ataupun perorangan (petani sawit swadaya), sangat direkomendasikan untuk program replanting di lahan endemik Ganoderma, sebagai salah satu faktor pendukung untuk mewujudkan kelapa sawit yang berkelanjutan, dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi Majalah Sawit Indonesia, beberapa waktu lalu.
Selain unggul, varietas benih sawit yang diproduksi Socfindo masing-masing memiliki kelebihan. Untuk varietas DxP Unggul Socfindo Lame yaitu lebih toleran terhadap cekaman abiotik lingkungan seperti cekaman kekeringan sehingga mampu menghasilkan jumlah janjang per pokok 25-33 janjang per tahun pada umur 3-5 tahun setelah tanam. Selain itu, pertumbuhan meninggi yang lambat (4-50 cm per tahun) membuat siklus ekonomi varietas ini lebih panjang, dapat mencapai 30 tahun. Dan, masih banyak kelebihan varietas benih sawit Socfindo lainnya.
(Selengkapnya dapat dibaca di Majalah Sawit Indonesia, Edisi 132)