JAKARTA, SAWIT INDONESIA – Sinar Mas Agribusiness and Food yang beroperasi dibawah Golden Agri-Resources (GAR) meluncurkan Laporan Keberlanjutan Perusahaan untuk tahun 2017. Dalam laporan ini disebutkan keberhasilan mencapai 100 persen kemamputelusuran ke perkebunan (traceability to the plantation) untuk 44 pabrik sawit miliknya pada akhir 2017.
Chairman dan CEO Sinar Mas Agribusiness and Food Franky Oesman Widjaja mengatakan kemamputelusuran ke perkebunan menunjukkan Sinar Mas Agribusiness and Food dapat menjamin sumber bahan baku Perusahaan. Langkah ini sejalan dengan upaya yang dilakukan oleh pihak lain di sektor kelapa sawit, termasuk para pelanggan utama kami yang terus mengupayakan transparansi penuh di rantai pasok kelapa sawit mereka.
“Bagi kami, pencapaian ini adalah bagian penting dari upaya lebih luas untuk membantu pemasok menuju arah yang lebih baik. Melalui pelibatan peran pihak terkait secara lebih mendalam, dapat mengurangi risiko rantai pasok sekaligus mendorong agar industri ini jadi lebih tangguh dan bertanggung jawab,” jelasny dalam keterangan resmi yang diterima pada Selasa (31 Juli 2018).
Target Sinarmas sampai akhir 2020, perusahaan bekerja sama dengan lebih dari 420 PKS pemasok pihak ketiga untuk membantu mereka dalam kemamputelusuran.
Wulan Suling, Head of Corporate Communication Sinarmas Agribusiness and Food, mengatakan perusahaan telah mempunyai sertifikat sawit berkelanjutan untuk produknya antara lain RSPO, ISCC, dan ISPO.
Sejalan dengan upaya pemetaan Sinar Mas Agribusiness and Food, Perusahaan melakukan kunjungan lapangan yang ditargetkan; memantau pemasok sebagai bagian dari penilaian dan manajemen risiko; serta menilai kebutuhan pemasok untuk membantu mereka meningkatkan kapasitas dalam penerapan praktik yang bertanggung jawab. Sebagai bagian dari upaya sosialisasi yang sedang berlangsung saat ini, Sinarmas akan mengadakan lokakarya tahunan untuk pemasok dengan beragam tema praktis seperti memperoleh sertifikasi, membenahi praktik ketenagakerjaan, dan menerapkan kemamputelusuran.
Sinar Mas Agribusiness and Food juga mengadakan lokakarya khusus sesuai kebutuhan, dan pada tahun 2017 menyelenggarakan lokakarya pemasok konservasi kawasan Leuser Aceh serta cara meningkatkan praktik pengadaan untuk menghindari pengadaan kelapa sawit dari petani yang mungkin menjalankan kegiatan di dalam kawasan lindung.
Pencapaian TTP secara penuh akan membantu Sinar Mas Agribusiness and Food berbagi praktek yang bertanggung jawab dengan lebih banyak agen, pedagang, dan petani kelapa sawit di rantai pasoknya.
Pada tahun 2017, Sinar Mas Agribusiness and Food juga mencatat terobosan dalam peningkatan produktivitas jangka panjang melalui peluncuran benih Eka 1 dan Eka 2.
Benih klonal non-transgenik yang berpotensi memberi hasil lebih dari 10 ton CPO/hektar setiap tahunnya, siap merevolusi capaian produktivitas dan akan diluncurkan secara bertahap di perkebunan Sinar Mas Agribusiness and Food mulai tahun 2022.
Sinar Mas Agribusiness and Food terus mencapai kemajuan di bidang lain termasuk kemitraan konservasi yang inovatif bersama masyarakat. Pemetaan dan Perencanaan Konservasi Partisipatif terus berlanjut dengan 13 desa di bawah payung guna melindungi kawasan hutan Stok Karbon Tinggi (SKT) seluas lebih dari 7.000 hektar. Kemajuan Perusahaan dalam pelestarian hutan dan prakarsa lingkungan lainnya itu turut andil pada pencapaian SDG 15, yaitu menjaga ekosistem darat
Sinar Mas Agribusiness and Food yang beroperasi di bawah Golden Agri-Resources (GAR) adalah salah satu perusahaan perkebunan kelapa sawit terkemuka dengan total luas areal tanam di Indonesia mencapai lebih dari 500.345 hektar (termasuk kebun milik petani swadaya) per tanggal 31 Maret 2018.