Sebagai produsen biofuel terkemuka di dunia, Neste Oil memilih penggunaan bahan baku yang ramah lingkungan dan bersertifikat.
Simo Honkanen, Senior Vice President Sustainability Neste Oil, mengatakansanga mendukung penerapan Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) yang merupakan strategi jangka panjang bagi industri kelapa sawit Indonesia. Ada beberapa pertimbangan mengapa ISPO perlu didukung yaitu menjamin aspek keberlanjutan yang ini sesuai dengan prinsip dan kebijakan Neste Oil.
ISPO yang bersifat mandatori (kewajiban), kata Simo, akan membawa konsekuensi setiap perkebunan harus mengikuti sistem yag ada di dalamnya. Ini berarti, perusahaan perkebunan yang belum mematuhi prinsip di dalam ISPO tidak akan bersertifikasi. Tak hanya itu, sistem yang keterbukaan yang dibangun di dalamnya karena menerima masukan dan komentar dari pemangku kepentingan, akan berdampak baik bagi pengembangan ISPO.
“ISPO dapat mendorong persepsi dan reputasi terhadap industri kelapa sawit,” kata Simo dalam Seminar ISPO yang berlangsung pada akhir September di Jakarta.
Sebagai gambaran, Neste Oil adalah perusahaan refineri dan pemasaran bahan bakar transportasi dan produk refineri lain, dengan tiga segmen bisnis yaitu produk bahan bakar minyak, retail, dan bahan bakar berkelanjutan. Pada 2007, Neste Oil mengeluarkan produk NexBTL yang merupakan produk bahan bakar berkelanjutan yang membantu pengurangan emisi gas rumah kaca. Di beberapa negara Uni Eropa, NexBTL sudah digunakan untuk menjadi bahan bakar kendaraan bermotor.
Menurut Simo Honkanen, pihaknya menggunakan bahan baku terbarukan yang berasal dari limbah lemak hewan dari industri pengolahan makanan, sisa lemak ikan industri pengolahan, Palm Fatty Distillate (PFAD) dan stearin, technical corn oil, tall oil pitch,CPO, camelina oil, minyak jatropha, minyak kedelain dan minyak rapeseed.
Komitme yang tinggi terhadap aspek keberlanjutan inilah menjadi dasar penggunaan bahan baku yang bersertifikat, baik dari RSPO, ISCC, dan ISPO. Sebab, ujar Simo, beberapa negara yang menjadi pasar penjualan Neste Oil memiliki persyaratan berbeda terkait sistem produknya. Oleh karena itu, kata Simo, perusahaan berupaya menggunakan sistem yang fleksibel dan dapat beradaptasi dengan permintaan rantai pasok di negara konsumen.
Komitmen Neste Oil terhadap lingkungan sangatlah tinggi yang dapat terlihat dalam prinsip dan kebijakan perusahaan. Ada enam butir di dalam prinsip tersebut antara lain mencantumkan komitmen perusahan untuk bertanggungjawab terhadap aspek sosial, lingkungan, dan ekonomi. Kedua, kegiatan perusahaan mengutamakan keselamatan bagi perusahaan sendiri, konsumen, dan lingkungan. Ketiga,perusahaan bertindak secara bertanggung jawab dalam masyarakat dan menghormati hak asasi manusia di mana pun perusahan beroperasi.
Keempat, perusahan menghasilkan produk yang membantu konsumen dalam mengatasi masalah isu keberlanjutan seperti perubahan iklim dan mengembangkan kualitas udara. Kelima, Neste Oil berkomitmen untuk terlibat dengan pemangku kepentingan lain dan berpartisipasi dalam berbagai inisiatif dengan pemangku kepentingan lain untuk menciptakan solusi yang berkelanjutan. Keenam, menggunakan sumber daya alam yang bertanggungjawab dan secara aktif menggunakan sistem kerja rantai pasok.
Neste Oil mempunyai refineri minyak bumi berkapasitas 15 juta ton per tahun dan renewable diesel yang berkapasitas 2 juta ton per tahun. Nilai penjualan perusahan mencapai €17,9 juta pada 2012. (Qayuum)