Upaya melawan kampanye negatif minyak sawit di beberapa negara Eropa terus menghadapi tantangan. Terutama di Negara yang menjadi produsen pertanian minyak nabati seperti tanaman bunga matahari ( Ukraina dan Rusia) dan rapeseed (Perancis, Jerman dan non UE: Australia).
Bonanza Perwira Taihitu menyebutkan persepsi negatif publik dan sejumlah pengambil kebijakan di Eropa terhadap minyak sawit sudah terbentuk. Kampanye yang dilakukan perusahaan makanan lokal Eropa dengan label “no palm oil”, dan LSM lingkungan merupakan faktor utama yang dalam pembentukan persepsi konsumen. Ada dua isu besar yang selalu dieksploitasi dalam kampanye negatif ini: isu kesehatan (termasuk nutrisi) dan isu lingkungan (deforestrasi).
Lebih lanjut, menurut Bonanza, dalam European Industry Meeting on Palm Oil dan Roundtable on Sustainable Palm Oil/RSPO terakhir, disampaikan bahwa persepsi negatif tersebut bahkan telah terbentuk di beberapa negara anggota Uni Eropa (UE) terutama selain Perancis, yaitu di Belgia Selatan, dan Italia, serta di luar Eropa seperti di Australia. Selain, beberapa negara anggota UE mulai terlihat arah kampanye negatif yang membentuk persepsi konsumen di Spanyol dan Norwegia.
Menurutnya, eksploitasi isu “no palm oil” ini telah menyesatkan publik dan konsumen Eropa. Sangat disayangkan sejumlah produsen makanan di Eropa memakai sentimen konsumen yang negatif terhadap produk berbahan minyak sawit ini untuk mendapatkan keuntungan pasar. Contohnya, menaruh label “no palm oil” pada produk makanannya.
“Ditengah situasi ekonomi sulit di Eropa, kondisi ini dimanfaatkan politisi setempat untuk melindungi konstituennya, termasuk petani rapeseed ataupun menarik perhatian konsituen baru. Dengan mengekspoitasi isu palm oil yang merusak lingkungan dan perlindungan satwa,” kata Bonanza dalam jawaban tertulis kepada SAWIT INDONESIA.
(Selengkapnya baca Majalah SAWIT INDONESIA Edisi Agustus-September 2015)