Planters (pekebun) berperan penting bagi kemajuan industri perkebunan terutama kelapa sawit. Saat ini, planters diarahkan supaya menjadi upaya profit center bukan lagi sebagai beban.
Kalangan planters dari seluruh Indonesia akan berkumpul di Yogyakarta, pada 1-2 Agustus 2018. Mereka akan berkumpul untuk menghadiri Seminar Nasional Planters Indonesia yang diinisiasi oleh Masyarakat Planter Indonesia atau Indonesian Planters Society.
Darussalam, Ketua Pelaksana Seminar Nasional Planters Indonesia 2018, mengatakan seminar ini bertujuan memberikan pengetahuan dan berbagi terkait penerapan digitalisasi di industri sawit terutama penerapan aplikasi digital di lapangan serta administrasinya. Seminar nasional ini bertemakan “Peran Profesionalisme Planter dan Penerapan Sawit Digital Dalam Peningkatan Produktivitas dan Profitabilitas Sawit Indonesia Yang Lestari”.
Tujuan lain dari seminar ini yaitu memberikan pengetahuan terkini mengenai peranan planters dalam strategi meningkatkan produktivitas sawit nasional yang lestari. “Selain itu, kami ingin menjalin dan mengembangkan kerjasama antara stakeholder dalam industri perkebunan,” ujarnya.
Menurut Darussalam, fokus tema seminar nasional ini bagaimana peranan planters dan digitalisasi sawit dalam meningkatkan profit sawit. Peningkatan profit diangkat menjadi tema utama supaya menjadikan planter bagaimana seorang planter profit center bukan planter cost center. “Ke depan, planter harus memberi keuntungan perusahaan bukan sebagai beban. Jangan sampai planter menjadi beban perusahaan tetapi tidak memberikan kontribusi berarti,”ujar Darussalam.
Untuk SNPI 2018, dikatakan Darussalam, hanya membahas komoditas sawit saja tetapi seminar berikutnya akan dibahas mengenai komoditi lainnya seperti karet dan teh. Seminar Nasional Planters Indonesia (SNPI) merupakan salah satu program tetap dari Indonesian Planters Society (IPS) yang akan dilakukan setiap tahunnya dengan mengangkat tema membantu planters dan perusahaan dalam meningkatkan produktivitas sawit.
Seminar nasional ini tetap mendorong planters dan stakeholder untuk menggunakan digitalisasi sawit. Darussalam menyebutkan terdapat usulan sertifikasi profesi planter yang bertujuan meningkatkan profesionalisme planters yang akhirnya dapat meningkatkan produktivitas sawit.
Pembicara SNPI dipilih dari kalangan profesional yang sangat berpengalaman di dunia sawit. Pembicara berasal dari Kementerian Pertanian, Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), Pusat Penelitian Kelapa Kelapa Sawit (PPKS), Institut Pertanian Stiper Yogyakarta (Instiper), Plantation Human Capital Association (PHCA), Palm Oil Agribusiness Strategic Policy Institute (PASPI), Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO), CEO & COO Perusahaan Perkebunan (Sampoerna Agro, Minamas, Socfindo, PTPN), Planter Senior Dalam Negeri dan Planter Luar Negeri, Vendor sawit digital, dan Trainer Pengembangan SDM & Organisasi.
Dwi Asmono, Direktur PT Sampoerna Agro Tbk, menyambut baik seminar nasional ini sebagai langkah positif dan luar biasa bagi planters di Indonesia. Karena selama ini tema industri lebih banyak dibicarakan asosiasi dan organisasi. “Topik dan pembicara yang dibawakan juga relevan karena sesuai dengan perkembangan planters saat ini,”tambahnya.
Masyarakat Planters Indonesia, disambut baik Dwi Asmono, sebagai asosiasi yang memayungi para planters semestinya berada dalam posisi setara seiring dengan perkembangan industri perkebunan. Dengan posisi industri sawit yang menempati posisi nomor satu di Indonesia seharusnya sumber daya manusia juga berada dalam posisi teratas dari segi kuantitas dan kualitas.
“Masyarakat Planters Indonesia menjadi proses yang bagus bagi planters, karena selama ini tidak ada organisasi profesional. Gagasan ini sangat baik dan didukung personal yang kuat juga,” jelas Dwi.
Masyarakat Planter Indonesia lahir dari kepedulian beberapa pekebun (planters) yang menjadi wadah profesi bagi planter di Indonesia. Organisasi ini pada 7 Januari 2018. Anggota Masyarakat Planter Indonesia adalah organisasi profesi bagi para Planter (Insan Perkebunan) yang bekerja di perkebunan dan industri terkait dunia perkebunan.
Organisasi ini pada 22 Mei 2018 mendapatkan payung hukum berupa Surat Keputusan (SK) Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI Nomor AHU-0007108.AH.01.07 Tahun 2018 tentang Pengesahan Pendirian Badan Hukum Perkumpulan Indonesian Planters Society. “ Indonesian Planters Society (IPS) bukan organisasi serikat pekerja tetapi organisasi profesi yang bersifat independen yang akan bekerjasama dan bersinergi dengan Pemerintah, Pengusaha, Akademisi, Peneliti, dan organisasi perkebunan lainnya,” kata Darussalam.