“Penandatanganan MoU ini adalah momen penting karena hal tersebut menunjukkan kemauan untuk mewujudkan investasi di RI, serta menunjukkan bagaimana RI adalah negara yang masih menarik bagi para investor,” ungkap Menteri ESDM Arifin Tasrif dalam kesempatan tersebut.
Menurut Menteri ESDM, Indonesia memiliki potensi sumber daya energi dan sumber daya alam yang sangat melimpah dan beragam, namun masih belum dapat dimanfaatkan secara maksimal. Mengingat, terbatasnya akses teknologi dan finansial untuk mengelolanya.
Selain itu, timpal Arifin, dengan menetapkan target Net Zero Emissions (NZE) pada tahun 2060, akan membuat Indonesia semakin membutuhkan investasi yang sangat besar. Bahkan, RI telah membuat roadmap secara bertahap hingga tahun 2060 untuk mencapai target NZE tersebut.
Untuk lebih menggairahkan iklim investasi Indonesia, Pemerintah Indonesia telah melakukan reformasi dari segi regulasi untuk mewujudkan ekosistem investasi yang lebih kondusif, seperti melakukan penyederhanaan perizinan dan persyaratan investasi.
“Investasi yang masuk akan memberikan dampak terciptanya lahan pekerjaan, meningkatkan pertumbuhan ekonomi, serta meningkatkan perkembangan teknologi,” tandasnya.
Kerja sama yang ditandangani pada side event ini adalah:
- MoU Development of a Clean Amonia and Hydrogen Value Chain, antara PT. Pertamina (Persero) dengan Saudi Aramco
- Definitive Cooperation Agreement: Pomalaa High Pressure Acid Leach (HPAL) Project antara PT. Vale Indonesia dengan Zhejiang Huanyo Cobalt Ltd
- MoU Acceleration of Clean Energy Related Projects antara PT. Pertamina (Persero) dengan Japan Bank for International Cooperation
- MoU Gas, LNG and Company Capacity Building antara PT. Pertamina Gas Negara dengan Botas
- MoU Accelerating of Battery Energy Storage System (BESS) Application on Transportation Modes antara Indonesia Battery Corporation dengan Contemporary Amprex Technology Co.
- Sumber: esdm.go.id