JAKARTA, SAWIT INDONESIA – PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk fokus memperkuat segmen hulu pada 2018, melalui penambahan lahan tertanam dan pembangunan pabrik sawit. Belanja modal untuk menyongsong tahun depan sebesar US$ 20 juta (setara Rp 271,2 miliar dengan kurs Rp 13.560).
“Belanja modal untuk tahun depan antara 15 juta sampai 20 juta dolar untuk pembangunan pabrik sawit, infrastruktur, dan penanaman lahan,” kata Nicholas Justin Whittle, Direktur Keuangan PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk, dalam Public Expose di Jakarta, Kamis (28 Desember 2017).
Alokasi belanja modal tahun lebih banyak terserap untuk pembangunan pabrik sawit. Nicholas menyebutkan pembangunan satu pabrik berkapasitas 60 ton TBS per jam akan membutuhkan dana US$ 13 juta. Satu pabrik akan selesai tahun depan. “Setelah pabrik yang baru beroperasi pada tahun depan. Kami rencanakan pembangunan satu pabrik lagi dengan kapasitas sama,” jelas Nicholas.
Pembangunan pabrik baru, kata Nicholas, bertujuan untuk mengimbangi kenaikan produksi buah sawit. Pasalnya, luasan lahan yang menghasilkan (mature area) akan terus bertambah setiap tahun. Emiten berkode SSMS ini mempunyai areal tertanam seluas 70.840 hektare. Dari jumlah ini, areal memasuki fase prime seluas 46.209 hektare dan young mature 17.863 hektare. Rata-rata profil tanaman di usia 8,5 tahun.
Ditargetkan hingga 2020, total kapasitas terpasang pabrik sawit perusahaan sebesar 520 ton TBS per jam. Per Desember 2017, ada enam unit pabrik sawit dengan keseluruhan kapasitas 375 ton TBS per jam. “Selain tambahan dua pabrik baru, kami akan meningkatkan kapasitas pabrik yang sudah ada,” paparnya.
Pada 2018, perusahaan juga menyiapkan dana untuk penanaman lahan baru seluas 4.000 hektare. Nicholas mengatakan investasi untuk penanaman sekitar US$4 juta. Saat ini, konsesi yang dimiliki perusahaan seluas 97.336 hektare. Ini berarti masih ada sekitar 26 ribu hektare yang belum tertanam. “Tiap tahun target penanaman empat ribu hektare. Seluruh lahan kami berada di Kalimantan Tengah dan potensi untuk produksi cukub besar,” papar Nicholas.
Desi Kusumadewi, Head of Sustainability PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk, mengatakan target penanaman lahan baru akan dibarengi kepatuhan terhadap praktik keberlanjutan (sustainability). “Kami lakukan juga upaya konservasi untuk perlindungan ekosistem, kendati target penanaman sampai empat ribu hektare,” jelasnya.
Perusahaan yang berpusat di Kalimantan Tengah ini mencatat penjualan Rp 2,3 triliun per September 2017 atau naik sebesar 36,9% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 1,7 triliun.Sementara itu, laba bersih per September 2017 sebesar Rp631,5 miliar meningkat sebesar 120,3%, didorong oleh kenaikan volume produksi.
Hingga September 2017, SSMS menghasilkan rata-rata TBS 14,6 MT/hektare, di mana hasil ini di atas rata-rata industri yakni 13,5 MT/hektare. Total produksi TBS perusahaan mencapai 938.025 MT atau naik 37,1% dibandingkan produksi periode yang sama tahun lalu. Untuk produksi CPO naik sebesar 36,5% yoy menjadi 262.356 MT per September 2017.