JAKARTA, SAWIT INDONESIA – Dalam literatur ilmiah, kelapa sawit adalah minyak nabati yang paling efisien dan tinggi produktivitasnya. Keunggulan ini tidak perlu diperdebatkan lagi. Begitupula dari aspek kesehatan, minyak sawit tidak mengandung asam lemak trans (trans fatty acid) yang merugikan kesehatan manusia.
“Minyak sawit bebas trans fatty acid atau asam lemak trans. Dibandingkna minyak nabati lain, sawit lebih bagus karena kandungan lemak yang seimbang antara asam lemak tak jenuh dan asam lemak jenuh,” kata GM Apical Marunda, Lim Teck Guan saat menjadi pembicara dalam diskusi webinar “Sehat Bersama Minyak Kelapa Sawit”, Rabu (17 Juni 2020).
Ia mengatakan banyak negara sudah melarang konsumsi minyak nabati yang mengandung asam lemak trans. Termasuk, World Health Organisations (WHO) yang akan melarang asam lemak trans pada 2023. Ini berarti, minyak sawit berpeluang mengisi kebutuhan masyarakat dunia. Disinilah, masyarakat belum mengetahui sebenarnya keuntungan dari minyak kelapa sawit bagi kesehatan.
“Di minyak kedelai dan minyak bunga matahari, kandungan asam lemak trans sangat tinggi. Penyebabnya, kedua minyak ini memerlukan proses hidrogenisasi dalam penggunaanya untuk lemak makan,” ujar Lim.
Fajar Mahendra, selaku R&D Apical Marunda, menambahkan, minyak kelapa sawit dapat ditemukan diberbagai produk sehari-hari. Selain dalam bentuk cairan atau minyak goreng, minyak kelapa sawit juga berbentuk semi padat dan padat (margarine) yang menjadi salah satu bahan dalam pembuatan makanan seperti ice cream, olahan roti, olahan cokelat, dan bahan kuliner lainnya. Jadi, tanpa sadar masyarakat juga sudah mengkonsumsi minyak kelapa sawit setiap harinya.
“Karena berbentuk cair, semi padat dan padat, membuat minyak kelapa sawit praktis dan dapat digunakan sesuai dengan kebutuhannya. Selain itu, keuntungan dari penggunaan minyak kelapa sawit untuk olahan makanan dalam keseharian, salah satunya dapat menghasilkan gorengan yang lebih renyah dan tahan lama serta membuat tekstur yang halus dan lembut sehingga enak dirasakan didalam mulut”, lanjut Fajar.