Jakarta, SAWIT INDONESIA – Ketua Tim Perwakilan IPB Dr. Ir. Hariyadi, MS, IPM mengungkap fakta dari kelapa sawit yang berkontribusi besar bagi perekonomian Indonesia. Kelapa sawit, sekarang ini sudah menjadi komoditi andalan ekspor Indonesia keluar negeri, karena sumbangan devisanya untuk negeri ini mencapai Rp 600 triliun/tahun, mengalahkan sumbangan devisa dari migas yang hanya sekitar Rp 200 triliun/tahun.
“Para petani sekarang ini, merupakan pahlawan pejuang ekonomi nasional, karena telah menyelamatkan perekonomian Indonesia dari keterpurukan pada saat terjadi resesi ekonomi tahun 1998 dan pada masa covid 2019 – 2020,” katanya, pada acara Pelatihan Teknis Budidaya Kelapa Sawit Angkatan I, 3 dan 4 Provinsi Aceh yang dilaksanakan mulai tanggal 13 – 17 Mei 2024 di Hotel Grand Naggroe Aceh, Kota Banda Aceh.
Dikatakan Dr. Hariyadi seandainya negeri ini tidak miliki tanaman perkebunan kelapa sawit pada waktu terjadi resesi ekonomi tahun 1998 dan pandemic covid beberapa waktu lalu, perekonomian Indonesia, sudah terpuruk dan sulit untuk bangkit.
“Tapi, atas izin dan ridhodari Allah SWT, tanaman kelapa sawit yang ditanam para pekebun di nusantara ini, sampai kini masih tumbuh subur, sebagai salah satu modal penggerak pertumbuhan ekonomi rakyat dan negara,” imbuhnya.
Untuk itu, agar tanaman kelapa sawit di negeri ini bisa tetap menghasilkan dan berkontribusi besar pada perekonomian nasional, perlu Langkah-langkah nyata. Salah satunya dengan meningkatkan keahlian para petaninya.
“Maka, melalui pelatihan pengembangan SDM bagi petani kelapa sawit di Aceh Barat dan Ragan Raya yang kita lakukan. Berkolaborasi dengan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) Direktorat Jenderal Perkebunan dan IPB Training,” kata Dr. Hariyadi.
Pelaksanaan pelatihan dengan tema Budidaya Tanaman Kelapa Sawit diikuti oleh peserta dari Aceh Barat sebanyak 27 dan Nagan Raya 64 orang. Dalam pelatihan ini, pihak IPB Training menghadirkan lima orang narasumber yang cukup kompeten dalam bidang penanaman kelapa sawit. Diantaranya, Dr. Hariyadi, Dr Ir Suwardi, M.Agr, Dr Ir Supijiatno MSi, Ir Sofyan Zaman MP dan Ir Sri Hermawan.
Tujuan dari pelatihan ini, untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dalam pemeliharaan tanaman kelapa sawit. Selanjutnya, untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan petani dalam menangani organisme pengganggu tanaman kelapa sawit.
“Dua hal tadi, sangat penting untuk diketahui petani kelapa sawit, guna mepertahankan areal tanaman kelapa sawit di negeri ini, terus berkembang dengan produksi minyaksawit (CPO) meningkat, untuk pemenuhan kebutuhan dalam negeri maupun ekspor,” jelas Dr. Hariyadi.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Bidang Produksi Perkebunan Dinas Pertanian dan Perkebunan Aceh, Ir Fakhrurazi dalam pidato pembukaan cara pelatihan tersebut, yang mewakili Kadistanbun Aceh, Ir Cut Huzaimah MP mengatakan, perhatian pemerintah bagi keberlanjutan pengembangan tanaman kelapa sawit, di negeri ini terus meningkat.
“Buktinya, setiap tahun dilakukan pelatihan peningkatan SDM para pekebun kelapa sawit, di daerah yang miliki perkebunan tanaman kelapa sawit rakyat. Pada hari ini, diberikan pelatihan kepada pekebun kelapa sawit dari Aceh Barat dan Nagan Raya,” kata Fakhrurrazi, saat memberikan sambutan, pada Senin (13 Mei 2024).
“Agar para petani kelapa sawit di daerah, benar-benar ahli dalam pemeliharaan tanaman kelapa sawitnya, agar produksi sawitnya meningkat dan petaninya sejahtera,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Fakhrurrazi mengungkapkan banyak sudah petani kelapa sawit yang jadi kaya raya, tapi anehnya, petani sawit yang sudah kaya raya itu, tidak menurunkan pengetahuan keahliannya dalam menanam dan memelihara tanaman kelapa sawit kepada salah seorang anaknya.
“Sehingga pada saat pekebunnya sudah tua dan meninggal dunia, kelanjutan pengelolaan kebun sawitnya, jadi terputus,” ungkapnya.
Berbeda dengan di negara-negara Eropa seperti Belanda dan Swezerland, pelaku usaha pertanian dan perkebunan di sana, meski mereka menyekolahkan anaknya keberbagai bidang usaha, tapi salah satu orang anaknya dipersiapkan
Hal senada disampaikan Kabid Penyuluhan dan Pengembangan SDM Dinas Pertanian dan Perkebunan Aceh, Ir Mukhlis, SP. MA yang hadir dalam acara pelatihan tersebut mengatakan, kelemahan kita di daerah, regenerasi usaha perkebunan belum dilakukan secara optimal oleh para pemilik kebun kepada anaknya.
“Oleh karena itu, banyak perusahaan perkebunan swasta, berjayanya pada generasi pertamanya, masuk pada generasi kedua, mulai menurun. Kondisi ini disebabkan, generasi pertama, tidak mempersiapkan keberlanjutan dan kemajuan perusahaan perkebunannya kepada generasi kedua,” ucapanya.
Padahal, kata Mukhlis, komoditi kelapa sawit sangat prospektif dan menjanjikan. Buktinya, negara-negara bagian Amerika dan Eropa, 30 tahun lalu bangga dan angkuh dengan produksi minyak nabati dari bunga matahari dan kedelainya. Sekarang ini, untuk memenuhi kebutuhan minyak nabati di negaranya, harus impor CPO dari Indonesia, Malaysia dan Thailand.