Jakarta, SAWIT INDONESIA – Ketua Umum DPP APKASINDO Dr. Gulat ME Manurung, MP, CIMA, mengakui terdapat beberapa kemajuan sektor sawit saat dipimpinan Presiden Joko Widodo. Dikatakannya, sepanjang kepemimpinan Presiden Jokowi kita telah berhasil menjadi produsen terbaik dan terbesar. Kalau ada yang bilang hilirisasi kita gagal, kita bicara data, tiga tahun berturut-turut itu ekspor sawit itu tidak lebih dari 7 persen. 93 persen kita sudah mengekspor produk olahan, turunan, itu luar biasa.
“Lalu serapan CPO kita berhasil ditingkatkan lewat serapan domestik. Ini berhasil diterobos oleh Presiden Jokowi. Namun banyak hal yang meragukan bagaimana ke depan di presiden yang baru,” ujarnya saat dihubungi redaksi sawitindonesia.com, Senin (12 Februari 2024)
Meski demikian, Gulat mengungkapkan masih terdapat berbagai kebijakan yang menghambat ekosistem usaha sawit. Misalnya pelarangan ekspor pada 2022 lalu karena kelangkaan minyak goreng. Kemudian, banyak kebun sawit diklaim sebagai kawasan hutan.
“UU Cipta Kerja mengatakan sawit tertanam di bawah 2020 itu clear enggak ada lagi dalam kawasan hutan. Tapi kita tidak menerima produk undang-undang tersebut sehingga sawit Indonesia terus digoreng-goreng. Saat Indonesia dikenal sebagai sawit oleh dunia tapi kita sendiri tidak pernah melakukan itu,” tuturnya.
Menurut Gulat, UU Cipta Kerja itu sendiri sudah bagus tapi peraturan turunannya khususnya di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dengan berbagai cara dibuat sehingga sawit Indoensia tersandera dengan istilah kawasan hutan.
“Padahal, Uni Eropa saja dengan EUDR-nya mengatakan 2020 ke bawah itu clear, tidak ada deforestasi. Tapi kenapa kita menggorengnya dengan pasal-pasal 110 B lah, 1 daur lah dsb. Ini patut diingatkan kepada capres, dan alhamdulillah para capres itu menangkap yang kami inginkan bahwa stabilitas sawit itu juga tidak terlepas dari kampanye negatif yang harus kita lawan bersama,” jelas Gulat.
“Barang siapa yang menguasai sawit, itulah negara adidaya sesungguhnya dan Indonesia menjadi incaran semua bangsa-bangsa,” pungkasGulat.