PT Dharma Satya Nusantara Tbk akan mempunyai dua pabrik kelapa sawit baru di wilayah Kalimantan Timur. Berdirinya pabrik ini akan menopang panen buah sawit perusahaan yang rata-rata naik di atas 20% dalam tiga tahun terakhir ini.
Sebagai pemain baru di sektor industri kelapa sawit, PT Dharma Satya Nusantara Tbk terus mengembangkan hasil produksi kelapa sawitnya dengan kegiatan penanaman dan pembangunan pabrik. Andrianto Oetomo, Wakil Presiden Direktur PT Dharma Satya Nusantara Tbk, menjelaskan , bisnis unit yang menjadi motor perusahaaan adalah produk kelapa sawit karena menghasilkan beragam produk turunan seperti minyak goreng dan mentega. Selanjutnya, produk minyak inti sawit dapat dijadikan bahan dasar kosmetik dan sabun.
Pada 2012, kontribusi penjualan produk kelapa sawit mencapai 58,5% dari total penjualan perusahaan.“Kelapa sawit tetap menjadi produk utama yang dibutuhkan masyarakat dunia. Efisiensi tanaman ini cukup tinggi dan memiliki nilai ekonomi tinggi,” kata Andrianto dalam jumpa pers akhir Januari kemarin.
Dengan landbank seluas 110.000 hektare, perusahaan ekspansif untuk menambah lahan tertanam seluas 10.000 hektare tiap tahunnya. Sampai akhir tahun 2013, lahan penanaman baru perusahaan seluas 9.190 hektare. Sehingga total areal tertanam milik emiten berkode DSNG mencapai 70.527 hektare.
Yang menarik, berdasarkan profil tanaman perusahaan ternyata jumlah lahan tanaman menghasilkan di angka 46.938 hektare. Dengan rata-rata umur tanaman 7,4 tahun. Ini menandakan, potensi produksi minyak sawit dan minyak inti sawit perusahaan masih akan tinggi dalam 8-10 tahun mendatang.
Hingga tutup tahun 2013, total produksi buah sawit perusahaan mencapai 1,24 juta ton. Jumlah ini meningkat 21,7% dari tahun 2012 yang berjumlah 1,019 juta ton. Rata-rata produktivitas buah sawit kebun perusahaan mencapai 24,6 ton per hektare, yang meningkat dari tahun 2012 sebesar 22,9 ton per hektare.
Dengan peningkatan produksi buah sawit ini berimbas positif kepada kenaikan produksi minyak sawit perusahaan. Total produksi CPO perusahaan meningkat 30,7% menjadi 335.730 ton pada 2013, dibandingkan tahun sebelumnya berjumlah 256.971 ton. Walaupun rata-rata tingkat rendemen minyak (OER) turun menjadi 24,32% dari tahun sebelumnya sebesar 24,42%.
Timotheus C Arifin, Direktur PT Dharma Satya Nusantara Tbk, mengatakan pertumbuhan produksi CPO tahun ini yang di atas 30% karena adanya tambahan luas tanaman menghasilkan pada tahun ini. Kalau dibandingkan dengan tahun 2012, luas tanaman menghasilkan tahun 2013 naik 4.261 hektare menjadi 46.938 hektare. Sementara itu,luas TM tahun 2012 baru 42.677 hektare.
Tingginya hasil produksi buah sawit menjadi salah satu aspek pertimbangan perusahaan dalam penambahan pabrik kelapa sawit. Sebagai gambaran, tahun 2010 produksi TBS perusahaan sebesar 536.393 ton, begitu pula pada 2011 meningkat menjadi 741.117 ton. Menyusul pada tahun 2012 dan 2013, masing-masing produksi sebesar 1,019 juta ton dan 1,24 juta ton.
Djojo Boentoro, Presiden Direktur PT Dharma Satya Nusantara Tbk, mengakui perkembangan jumlah pabrik pengolahan kelapa sawit perusahaan akan mengikuti hasil produksi buah sawit di kebun. Namun demikian, dirinya enggan memerinci proyeksi kenaikan produksi TBS dan CPO perusahaan pada tahun ini dan di masa mendatang.
“Dengan umur tanaman baik di mana yield naik terus dan kami dapat mencapai target. Diperkirakan tahun 2014 akan lebih baik produksinya,” jelas Andrianto.
Sampai 2015, perusahaan akan mempunyai dua unit pabrik kelapa sawit yang masing-masing berkapasitas 60 ton TBS per jam. Lokasi pembangunan pabrik berada di Muara Wahau, Kalimantan Timur. Andrianto Oetomo mengatakan nilai investasi kedua pabrik ini mencapai US$ 20 juta.
Satu unit pabrik ditargetkan selesai pada akhir tahun ini, karena sudah dikerjakan dari kuartal ketiga tahun 2013.“Untuk satu pabrik lainnya mulai dibangun kuartal pertama 2014 yang akan dapat beroperasi pada 2015,” kata Andrianto.
Perusahaan yang lokasi kebunnya berada di Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah ini sudah mempunyai lima unit PKS dengan total kapasitas 330 ton TBS per jam. Dengan tambahan dua unit PKS baru ini, total jumlah pabrik yang dimiliki perusahaan menjadi tujuah unit dengan total kapasitas 450 ton TBS per jam.
Pada 2014, alokasi belanja modal perusahaan sebesar US$ 80 juta. Selain pembangunan pabrik sawit, belanja modal digunakan untuk penanaman lahan baru dan biaya perawatan. Timotheus Arifin menargetkan akan ada 8.000-9.000 hektare penanaman lahan kelapa sawit yang baru. Kebutuhan biaya penanaman lahan berkisar Rp 50-Rp 60 juta per hektare sampai menghasilkan.
HARGA MEMBAIK
Volume penjualan CPO DSNG meningkat 33,2% menjadi 336.240 ton pada 2013. Jumlah ini tumbuh dibandingkan tahun sebelumnya berkisar 252.536 ton. Lain halnya dengan penjualan palm kernel yang turun 54,8% menjadi 15.622 ton daripada tahun sebelumnya 34.589 ton.
Dengan perawatan kebun yang baik, PT Dharma Satya berhasil menekan Free Fatty Acid (FFA) dari 2,70% pada 2012 menjadi 2,67% pada tahun ini. Hal inilah yang juga mendorong kenaikan penjualan lantaran bagusnya kualitas minyak sawit yang dihasilkan perusahaan.
Djojo Boentoro menjelaskan penjualan CPO ditujukan kepada pasar domestik. “Kami belum masuk ke pasar ekspor,” ujarnya kepada SAWIT INDONESIA dalam jumpa pers.
Pembeli CPO emiten berkode DSNG adalah Wilmar, Sinarmas Grup, dan Musim Mas Grup. Harga rata-rata jual CPO perusahaan sebesar Rp 7.000 per kilogram pada 2013.
Timotheus Arifin menyatakan harga jual CPO diperkirakan akan lebih baik dari tahun kemarin, yang ditopang dengan kebijakan mandatori biodiesel di dalam negeri. (Qayuum Amri)