JAKARTA, SAWIT INDONESIA – RSPO dan United Nations Environment Project (UN Environment) menyepakati perjanjian pendanaan berskala kecil mendukung kesejahteraan dan produktivitas petani kelapa sawit.
Selama dua tahun, UN Environment melalui 10YFP Trust Fund dan RSPO menyalurkan sejumlah dana kepada petani kecil di wilayah Sabah, Malaysia Timur, dan Seruyan, Kalimantan Tengah. UN Environment menyalurkan dana sebesar 199.611 AS, sementara RSPO sebesar 83.683 dolar AS.
“Diharapkan proyek ini dapat memperbaiki kesejahteraan sekitar 50.000 petani sawit mandiri dan plasma di Sabah, serta lebih dari 5.300 petani mandiri di Seruyan,” Yohanes Izmi Ryan Direktur Strategic Projects RSPO dalam rilis yang diterima, Senin (20/11).
Menurut Yohanes, petani kecil memiliki peran penting dalam rantai pasokan kelapa sawit dengan memproduksi sekitar 40% minyak sawit dunia. Namun hasil panen petani cenderung rendah karena tidak menjalankan praktik pengelolaan terbaik, dan pada akhirnya kesulitan untuk mendapat akses terhadap pasar internasional.
Akses ke pasar internasional semakin terhambat, karena sebagian besar kebun petani belum mempunyai sertifikat berkelanjutan dari RSPO. Oleh karenanya RSPO akan meningkatkan ke level yurisdiksi untuk mendorong petani kecil memperoleh sertifikat RSPO.
“Sertifikat memiliki dampak signifikan pada peningkatan kesejahteraan petani kecil dan intervensi melalui program ini. Sehingga kami mau melibatkan petani kecil dalam skala yang lebih besar sebagaimana yang diharapkan oleh para pemangku kepentingan kami,” ungkapnya.
Sehubungan dengan itu, RSPO akan menguji coba sertifikasi terhadap 20 desa yang tersebar di seluruh wilayah Sabah. Sementara di daerah Seruyan, akan dijalankan proyek pengembangan fasilitas pertanian dan pelatihan peningkatan kapasitas kepada lebih dari 1.000 petani kelapa sawit skala kecil.
Melalui rangkaian inisiatif ini, petani kecil akan meningkatkan pengetahuan dan kapasitasnya mengenai praktik pertanian yang baik dan prinsip-prinsip utama pertanian berkelanjutan, serta diberikan akses sumber daya pertanian seperti pupuk, benih, dan manajemen pembibitan.
Awalnya, kata Yohanes, proyek ini dipilih untuk menerima pendanaan setelah melalui seleksi proposal 10YFP Trust Fund yang bekerja sama dengan Program Sistem Pangan Berkelanjutan. 10YFP merupakan kerangka kerja global untuk meningkatkan kerja sama internasional dalam mempercepat peralihan menuju konsumsi dan produksi berkelanjutan (SCP) di negara maju dan negara berkembang. Trust Fund dikelola oleh Sekretariat 10YFP dan diselenggarakan oleh United Nations Environment Project.