YOGYAKARTA, SAWIT INDONESIA – Pola kemitraan menjadi pintu masuk untuk mempercepat kegiataan peremajaan sawit petani. Untuk itu, perlu ada aturan main jelas guna menghasilkan skema kemitraan tepat maupun berkeadilan antara petani dan perusahaan.
PT Riset Perkebunan Nusantara (RPN) menjadi penyelenggara diskusi yang didukung Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) Kelapa Sawit mengadakan diskusi dwi bulanan kelapa sawit yang bertemakan “Pola Kemitraan antara Petani dan Stakeholder Yang Potensial”, di Yogyakarta, Selasa (28 Agustus 2018).
Dr. Gede Wibawa, Direktur PT RPN, mengatakan bahwa diskusi ini diharapkan dapat mengetahui potensi serta hambatan dalam menjalankan kemitraan petani serta perusahaan mitra.
“Diskusi ini berupaya menyelesaikan hambatan yang dihadapi replanting. Prioritas masalah replanting yang perlu diselesaikan adalah legalitas lahan,” kata Gede Wibawa
Hadir dalam diskusi ini antara lain Dono Boestami (Dirut BPDP-KS), Wilistra Danny (Asisten Deputi Perkebunan dan Holtikultura Menko Bidang Perekonomian RI), Dr. Bayu Krisnamurthi (Pengamat Sawit), Dr. Hasril Siregar (Direktur PPKS), Anizar Simanjuntak (Ketum Apkasindo), Rino Afrino (Wasekjen Apkasindo), dan jajaran pengurus Apksindo.
Dono Boestami dalam sambutannya menyampaikan diskusi ini bertujuan untuk meningkatkan kesepahaman potensi dan memperoleh kesepakatan memaksimalkan pemangku kepentingan. “Dengan begitu dapat mengatasi hambatan agar kemitraan mampu meningkatkan kinerja industri sawit serta memberikan manfaat maksimal bagi pihak yang bermitra,” ujarnya.
Sementara itu, Wilistra Danny menuturkan dalam program PSR dibangun pola kemitraan antara petani sawit dengan perusahaan sebagai offtaker maupun avalis dengan bank penyalur dana peremajaan. Alhasil kerjasama ini akan membentuk jalinan kerjasama 3 pihak untuk mendorong dan mempercepat peremajaan.
Anizar Simanjuntak menjelaskan kalangan petani tidak menolak skema kemitraan dalam kegiatan replanting. Asalkan dibuat aturan main jelas di dalam pola tersebut.
Target program PSR seluas 2,5 juta hektare dan untuk target segera mencapai 185 ribu hektare.