Keberhasilan budidaya tanaman kelapa sawit yang saat ini berkembang menjadi industri minyak sawit tidak lepas dari perjalanan panjang perkelapa sawitan Indonesia. Hal tersebut disampaikan Joko Supriyono, Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), pada webinar “110 Tahun Sawit Indonesia Dan Peranannya Bagi Negara”, yang diselenggarakan Majalah Sawit Indonesia, Rabu (24 November 2021).
Joko Supriyono menjelaskan bahwa perayaan 110 tahun kelapa sawit di Indonesia menjadi momentum untuk merefleksikan perkembangan perkelapa sawitan. Tanaman kelapa sawit ditanam secara komersil pada 1911, pada 1913 dibangun Pabrik Kelapa Sawit (PKS), di tahun 1916 lahan kelapa sawit seluas 2.600 ha dan pada 1920 ekspor minyak sawit 1.000 ton. Ini menjadi tonggak perkembangan perkelapa sawitan Indonesia, sehingga tidak boleh dilupakan.
Data dari Oil World menunjukkan konsistensi market share minyak sawit sejak 1990 hingga 2020 terus mengalami peningkatan. Di tahun 1990 market share 15% hingga 2020 market share minyak sawit mencapai lebih dari 30%. “Secara konsisten minyak kelapa sawit terus meningkat. Hal ini membuktikan secara jelas minyak sawit mengalahkan minyak kedelai yang bertahan di angka 20%. Konsistensi inilah yang perlu dijaga,” kata pria yang lebih dari 30 tahun menggeluti perkelapa sawitan.
Selanjutnya, Joko mengatakan di Indonesia kelapa sawit berkontribusi membuka lapangan kerja dan mengurangi kemiskinan serta menyumbang devisa ekspor. Sampai September 2021 mencapai US$25,9 miliar mungkin hingga akhir tahun bisa mencapai US$30 miliar.
“Selain itu, kelapa sawit mampu mengembangkan wilayah. Ada studi yang menjelaskan 52% wilayah pemekaran terjadi karena kelapa sawit. Di wilayah Sumatera Utara, beberapa daerah berkembang karena kelapa sawit. Kelapa sawit juga berkontribusi pada lingkungan. Ini klaim kita bahwa kelapa sawit memperbaiki lingkungan. Dan, ini harus disepakati bersama agar kelapa sawit tidak dianggap sebagai perusak lingkungan. Serta, berkontribusi pada perekonomian secara umum (multiplier effect). Ini yang menjadi refleksi bersama,” lanjut Joko yang mengawali karir di perkelapa sawitan sebagai Asisten Afdeling.
Kelapa sawit merupakan tanaman yang berhasil dibudidaya dan dikembangkan menjadi tanaman industri sebagai bahan baku penghasil minyak pangan, minyak industri, maupun bahan bakar (biofuel). Saat ini, kelapa sawit memiliki peranan yang penting dalam industri minyak yaitu dapat menggantikan kelapa sebagai sumber bahan bakunya.
Dijelaskan Joko, ada beberapa faktor yang membuat kelapa sawit sukses dibudidayakan dan dikembangkan menjadi industri penghasil minyak nabati di Indonesia hingga saat ini. Pertama kelapa sawit adalah komoditas. Kedua permintaannya terus naik atau meningkat. Karena kelapa sawit menjadi kebutuhan dasar (pangan), kemudian untuk industri dan sekarang untuk energi. Selama populasi bertambah, permintaan kelapa sawit akan terus meningkat,” jelasnya.
“Ketiga, daya saing (harga murah), karena sistem budidaya dalam skala besar/luas. Sejak awal kelapa sawit dibudidaya dalam skala usaha, ini menjadi kunci sukses kelapa sawit hingga saat ini. Keempat, dukungan pemerintah, dulu pemerintah memberikan program kredit. Kelima, dukungan riset dan inovasi (benih unggul), tanpa riset kelapa sawit tidak bisa berkembang seperti sekarang. Tahun 1911 kelapa sawit ditanam secara komersil dan di tahun 1916 dibuat lembaga risetnya yaitu AVROS,” imbuh Joko, lulusan Fakultas Pertanian UGM.
Joko menyatakan riset ini mengiringi tanaman kelapa sawit yang ditanam secara komersial. Kemudian diteruskan dengan Marihat Research Center (MRC) hingga menjadi PPKS yang telah banyak memproduksi benih unggul. Ini yang menyelamatkan kelapa sawit di Indonesia. Selain itu, pihak swasta juga banyak yang mengembangkan riset dengan memproduksi benih unggul sawit. Ini yang tidak kalah penting, menjadi faktor keberhasilan kelapa sawit di Indonesia.
Meski, kelapa sawit sudah berhasil dibudidaya dan dikembangkan menjadi industri yang menghasilkan minyak sawit. Tetapi, industri sawit yang saat ini mampu menjadi market share minyak nabati di level global, menghadapi tantangan di masa mendatang.
Menurut Joko, dalam perjalanan ke depan industri minyak sawit menghadapi ancaman. Ancaman atau tantangan yang dihadapi antara lain persaingan produktivitas, persaingan harga pokok, persaingan kualitas, persaingan keberlanjutan dan persaingan mempengaruhi pasar.
“Persaingan dari sisi produktifitas dan hargapokok. Jangan salah petani kedelai 1 orang bisa panen dengan luasan 200 hektar, sementara petani sawit di Indonesia hanya panen 1 orang 2 hektar. kemudian persaingan harga pokok dan kualitas, beberapa waktu lalu saya dikompalin oleh Prof. Nuri, bahwa kualitas sawit tidak baik (jelek), jangan menyalahkan 3MPCD, ini memangkualitas sawit kita jelek. kemudian persaingan keberlanjutan dan persaingan dalam memenangkan pasar. Ini aspeknya cukup luas ada aspek politik, ini persaingan yang saat ini dan kedepan persaingan minyak sawit yang dihadapi karenanya kita perlu merefleksikan bersama,” urainya.
Untuk mengantisipasi dan menghadapi ancaman atau tantangan industri sawit di Indonesia, Joko menyampaikan analisisnya dengan analisa SWOT (strength, weaknesses, oppurtunies, treats). “Dari sisi strength (kekuatan), kelapa sawit di Indonesia di tanam di lahan sawit luas dan iklim cocok, tenaga kerja tersedia, penggunaan produk yang luas dan mendapat dukungan dari pemerintah. Dari sisi weaknesses (kelemahan), secara nasional kurang sinergi di antara stakeholders, diversifikasi produk dan kualitas menjadi kelemahan kita. Dan, produktifitas rendah dan efisiensinya masih kurang baik.
“Kita bisa mengelola dan mengendalikan strengths dan weaknesses karena dari sisi opportunities bagus yaitu global demand meningkat, konsumsi domestik naik dan substitusi impor. Meskipun, dari sisi kekuatan, kelemahan dan adanya peluang market, tetapi threats (ancaman) tetap ada antara lain kampanye anti sawit, proteksionisme di pasar global, harga yang fluktuatif dan regulasi yang tidak pro bisnis,” kata Joko menjelaskan.
(Selengkapnya dapat dibaca di Majalah Sawit Indonesia, Edisi 121)