Bagian III
Kebijakan supply side ini merupakan salah satu desakan petani minyak nabati di Uni Eropa dan salah satu faktor yang melahirkan resolusi sawit yang dikeluarkan oleh Parlemen Eropa, pada 4 April 2017 dan mensyahkan “Report on Palm Oil and Deforestation of Rainforests” di Starssbourg. Dampak dari kebijakan ini mengubah estimasi proyeksi impor CPO ke Uni Eropa. Konsumsi Minyak nabati (vegetabel Oil) Uni Eropa diperkirakan akan memiliki trend negatif dalam jangka pendek, khususnya penurunan CPO.
Dari sisi permintaan (demand side) dapat dilihat pola komsumsi CPO di Uni Eropa. Namun komoditas ini tidak berdiri sendiri, karena memiliki keterkaitan dengan komsumsi minyak nabati lainnya. Komsumsi utama minyak nabati Uni Eropa adalah rapeseed oil (RSO). Sekitar sepertiga komsumsi minyak nabati Uni Erpoa pada tahun 2000 adalah rapeseed, dan diposisi kedua adalah minyak sawit (CPO) dengan share 27% dan posisi ketiga adalah soybean oil (21%) dan SFO menempati urutan terbawah, dengan share 18%.
Hingga tahun 2009, konsumsi RSO cenderung naik sebesar 599 ribu ton per tahun atau meningkat 10% per tahun, namun sejak tahun 2009 hingga tahun 2016, rata-rata menurun sebesar 0,03 persen per tahun atau tergolong konstan. Berbeda halnya dengan CPO, meski mengalami fluktuasi, terlihat komsumsi CPO di Uni Eropa cenderung meningkat pesat pada periode 1999-2009, sebesar 9 persen per tahun atau rata-rata bertambah 333 ribu ton per tahun, sedangkan rtahun 2009-2016, meningkat lebih landai naik 190.000 ton pertahun, atau naik 3,23 persen per tahun.
Sumber: PASPI dan GAPKI