Oleh: Busrizal Faisal
(Pemerhati: Lingkungan, K3, Pabrik Sawit dan Hilir Karet)
Kata rebusan dan sterilizer biasanya disandingkan sehingga mengandung arti seolah-olah sama. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia/KBBI (online) kata rebusan artinya sesuatu yang direbus. Berarti ada sesuatu yang direbus, yaitu: Tandan Buah Sawit Segar (TBS).
Kata sterilizer diadop dari bahasa Inggris yang artinya alat sterilisasi. Kata sterilisasi dalam bahasa Indonesia artinya perlakuan untuk menjadikan suatu bahan atau benda bebas dari mikroorganisme dengan cara pemanasan, penyinaran, atau dengan zat kimia yang berfungsi untuk mematikan mikroorganisme maupun sporanya. Jadi, ada proses menghentikan aktifitas mikroorganisme.
- Operasional Rebusan Dari Aspek Kimia
Untuk merubah struktur TBS agar dapat diolah pada proses-proses berikutnya maka dilakukan perebusan. Tujuan dilakukan perebusan, sebagai berikut.
- Menghentikan aktivitas enzim lipase
- Memudahkanpelepasan buah dari tandan sawit atau janjangan
- Melunakkan daging buah sawit
- Untuk mengurangi kadar air dalam buah sawit.
Keberadaan enzim lipase secara alamiah yang terdapat dalam buah sawit berfungsi untuk memecah molekul-molekul lipid (trigliserida/minyak sawit) menjadi molekul-molekulyang lebih sederhana, yaitu: asam lemak bebas (ALB) atau free fatty acid (FFA). Selanjutnya, asam lemak bebas ini akan teroksidasi menghasilkan energi yang berguna untukmempertahankan siklus hidup dari buah sawit.
Untuk pengolahan minyak sawit (CPO/crude palm oil) berikutnya,keberadaan enzim ini tentu saja akan menurunkan kandungan daritrigliserida. Metode yang ditempuh untuk menonaktifkan aktivitas dari enzim ini adalah dengan melakukan proses pemanasan. Enzim lipase secara umum tidak aktif pada suhu di atas 50°C. Oleh karena itu, perebusan TBS pada suhu 120°C – 130°C dengan tekanan 2,5 barg – 2,8 barg dapat menonaktifkan aktifitas enzim lipase.
Asam lemak bebas adalah salah satu parameter mutu minyak sawit (CPO) yang harus dipenuhi. Syarat penerimaan mutu dari pembeli adalah di bawah 5%. Bagi pembeli minyak sawit yang akan mengolah lanjut CPO nya menjadi minyak goreng akan sangat fokus terhadap syarat mutu ALB ini. ALB yang melebihi syarat mutu akan mempengaruhi mutu minyak goreng yang akan dihasilkan, yaitu: minyak goreng akan beraroma tengik (tidak nyaman). Keberadaan ALB ini dipicu oleh aktifitas enzim lipase maka harus dinonaktifkan, yaitu: dengan metode pemanasan.
1.1 Proses Pembentukan Asam Lemak Bebas (ALB)
Rebusan atau sterilizer merupakan tempat terbentuknya asam lemak bebas (ALB). Secara persamaan rekasi kimia ALB itu terbentuk karena proses hidrolisa, sebagai berikut.
CPO + Air Asam Lemak Bebas + Gliserol
Dari persamaan reaksi di atas terlihat bahwa CPO bereaksi dengan air membentuk asam lemak bebas dan gliserol. Air dalam proses reaksi kimia tersebut berasal dari uap basah (saturated steam) perebusan yang terkondensasi menjadi air. Disebabkan rebusan dapat mereaksikan CPO dengan air maka dari aspek Keteknikan Kimia dapat juga disebut dengan reaktor kimia (tempat berlangsungnya reaksi kimia).
1.2 Klasifikasi Katalis
Katalis adalah zat atau bahan yang dapat mempercepat terjadinya suatu reaksi kimia. Berdasarkan fasanya katalis dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga) klasifikaasi, yaitu:
- Katalis Enzim
- Katalis Asam
- Katalis Basa
Enzim adalah protein yang dapat berprilaku sebagai katalisator terutama dalam reaksi biologis. Sementara, lipase merupakan biokatalisator yang mempunyai kemampuanmengkatalisis reaksi hidrolisis lipid menjadi asam lemak dan gliserol. Salah satu enzim yang paling popular dalam proses bioteknologi adalah enzim lipase. Enzim lipase ini sangat familiar dengan reaksi hidrolisa, seperti: reaksi CPO dengan air. Aktifitas enzim lipase ini sangat dipengaruhi oleh pH dan suhu (temperatur).
(Selengkapnya dapat di baca di Majalah Sawit Indonesia, Edisi 112)