Tingginya permintaan pupuk hayati merek Bio-Trent Sawit, tidak terlepas dari konsep pemasaran yang dibangun perusahaan. Setiap tenaga pemasaran diminta supaya dapat menjadi teman bagi petani dalam berkonsultasi dan berkeluh kesah.
Misi utama adalah membantu petani supaya dapat menghemat biaya produksi dan meningkatkan produktivitas, melalui penggunaan pupuk hayati. Konsep pemasaran ini dibuat oleh S Budi Keliat, Managing Director PT Chaprabu Mitrajaya. Berikut ini, petikan wawancara tim Redaksi Sawit Indonesia dengan S Budi Keliat di kantornya yang terletak di Slipi, Jakarta Barat:
Seperti apa ide dasar pembuatan pupuk hayati ini?
Sebenarnya, penggunaan pupuk hayati ini sudah banyak dipakai di Thailand dan Cina. Sementara di dalam negeri, kalangan pelaku perkebunan dan pertanian menggunakan pupuk kimia yang harganya terbilang mahal yang terus meningkat harganya tiap tahun. Bahkan, mereka seringkali berhadapan dengan masalah pupuk palsu. Belum lagi ada masalah ketersediaan pupuk yang sulit ditemukan di lapangan.
Sebagai anak petani, saya tahu berbagai macam masalah yang dihadapi petani. Dari sini, saya berpikir bahwa saya dapat membantu mereka lewat pupuk hayati ini. Jadi, tidak sebatas ingin jualan pupuk ini saja. Adanya, wacana Go Green dan Go Organik memberikan dampak positif kepada produk pupuk kami. Maka kami berkonsentrasi secara penuh untuk mengembangkan pupuk hayati ini dengan mengumpulkan ahli agronomi, product manager, ahli perkebunan, dan ahli mikrobiologi.
Di Indonesia, produk pupuk kami adalah pelopor dan perintis pupuk hayati yang berupaya mengubah pola pikir petani plasma untuk menghemat biaya dan ramah lingkungan.
Mohon dapat dijelaskan seperti apa itu Bio-Trent Sawit?
Bio-Trent Sawit merupakan salah satu jenis pupuk hayati yang diformulasikan secara khusus untuk tanaman kelapa sawit. Bio-Trent adalah konsorsium dari Azobacter sp., Rhizobium sp., Actinomycetes sp., bakteri pelarut fosfat (bacillus sp), dan lactobacillus sp. Konsorsium ini bekerja secara sinergis dan menghasilkan enzim yang bermanfaat bagi kesuburan lahan dan pertumbuhan tanaman kelapa sawit. Bio-Trent Sawit ini merupakan pupuk cair yang praktis dan mudah diaplikasikan.
Mengapa pemasaran pupuk ini lebih ditujukan kepada petani sawit?
Ada beberapa pertimbangan, pupuk ini memang belum diprioritaskan kepada petani tanaman hortikultura karena tidak memiliki kelompok dan organisasi yang kuat. Sehingga akan mempersulit kami untuk mengedukasi mereka karena tidak ada sarana untuk mengumpulkan para petani tadi. Tetapi berbeda dengan petani kelapa sawit yang memiliki koperasi, kelompok petani dan perusahaan inti. Lembaga ini menjadi sarana untuk berkomunikasi denganpetani dalam menginformasikan teknologi budidaya sawit lewat teknologi mikroba. Teknologi ini akan meminimalisir pupuk kimia namun tetap meningkatkan produksi kelapa sawit.
Yang lebih sulit kalau koperasi petani sudah bubar, maka kami mesti bertemu dengan masing-masing kelompok tani skala kecil. Berbeda kalau lewat koperasi karena langsung berhubungan dengan seluruh kelompok petani yang total luasnya mencapai 1.000 hektare. Jadi sekali kami datang, bisa langsung ketemu sekitar 500 petani, sedangkan kelompok tani itu jumlah anggota hanya sekitar 20 orang.
Apakah mudah mengumpulkan petani sawit?
Sebenarnya mengumpulkan petani sawit itu merupakan sebuah tantangan. Sebab apabila kami menginformasikan pupuk maka petani langsung berpikiran negatif karena langsung dianggap ingin jualan. Ibaratnya, mereka trauma kalau membahas pupuk itu maka yang mereka hadapi itu adalah pedagang.
Belajar dari pengalaman tersebut, maka kami mencoba mengumpulkan petani dengan tujuan mengedukasi teknik berkebun yang baik. Sambil mengedukasi petani, kami mengenalkan produk pupuk ini supaya mereka dapat mencoba. Konsep saya adalah petani mengerti manfaat dan keunggulan produk ini, sambil menjalin komunikasi yang baik dengan mereka. Itu sebabnya, bertatap muka secara langsung menjadi pilihan utama kami.
Dengan mengumpulkan petani ini, perusahaan lebih mudah menjual produk pupuknya ketimbang dijual lewat suplier dan toko. Karena, produk kami ini masih baru dan belum dikenal oleh petani sehingga tidaklah mudah untuk menyakinkan mereka. Biasanya, petani membeli pupuk di toko itu setelah mereka kenal dan tahun jenis pupuk tersebut.
Bagaimana dapat menyakinkan petani sawit untuk mencoba pupuk ini?
Memang tidak mudah mengajak petani supaya menggunakan pupuk ini. Untuk itulah, kami menempatkan tenaga pemasaran kami supaya tinggal di kawasan pemukiman petani plasma atau tinggal di rumah petani.
Dalam pembelian pupuk ini, petani diberikan kemudahan lewat pembayaran cicilan malahan mereka kami beritahu karena kenaikan produksi dapat meningkat 10%. Sebenarnya, kenaikan produksi ini dapat digunakan untuk membeli produk pupuk Bio-Trent Sawit. Jadi misalkan, petani cicil pembelian produk kami sebesar Rp 100 ribu per hektare per bulan, kalau produksi TBS petani naik 10% atau sekitar 200 kilogram. Lalu, kenaikan produksi ini dikalikan dengan harga rata-rata TBS sekitar Rp 1.500 per kilogram sehingga pendapatan mereka menjadi Rp 300 ribu per bulan. Ini berarti, petani sebenarnya gratis memakai produk kami karena mendapatkan kompensasi dari peningkatan produksi buah sawit.
Tak hanya peningkatan produksi, manfaat lain berupa penghematan biaya penggunaan pupuk kimia. Dari penghematan pupuk dapat mencapai mencapai Rp 1 miliar-2,5 miliar per 1.000 hektare. Asumsinya, kebutuhan pembiayaan pupuk itu sebesar Rp 5 juta-Rp 6 juta per kapling per tahun. Dengan memakai Bio-Trent Sawit itu sudah dapat menghemat Rp 2,5 juta per kapling per tahun untuk pemupukan.
Ditambah lagi, kalau produksi TBS sawit meningkat 10% mencapi dua ton per 1.000 hektare yang memberikan keuntungan Rp 300 juta, sehingga total setahun dapat mencapai Rp 3,6 miliar. Belum lagi, dari penghematan tenaga kerja karena pupuk ini praktis dalam penggunaannya baik dari segi waktu dan mobilisasi pupuk. Kalau pupuk kimia itu dikemas dalam karung sehingga menyulitkan petani untuk membawanya.
Apakah aplikasi Bio-Trent sangat mudah?
Aplikasi Bio-Trent Sawit sangat mudah karena cukup dituangkan saja ke tanah sesuai dosis yang dianjurkan perusahaan. Kami kembangkan cair karena kegiatan pemupukan memerlukan air untuk melarutkan pupuk terutama yang berbentuk padat seperti granule. Sehingga, pupuk ini mudah diaplikasikan ketika musim kemarau, karena bentuknya yang cair sehingga tidak memerlukan air dalam jumlah banyak. Sedangkan di musim hujan, pupuk hayati ini akan lebih mudah digunakan.