Berawal dari keprihatinan terhadap lingkungan, PT Bio Planmate Indonesia melahirkan pupuk organik berkualitas tinggi yang memberikan nuasa baru bagi industri perkebunan di Indonesia.
Dari tahun ke tahun, produktivitas lahan pertanian semakin menurun dikarena kandungan bahan organik yang rendah di dalam tanah dan meningkatnya residu pupuk kimia. Kondisi ini mengakibatkan kemampuan tanaman menyerap hara juga semakin rendah hal ini juga diikuti dengan jumlah mikroba tanah yang semakin berkurang yang akhirnya mengganggu keseimbangan di dalam tanah yang membuat lahan menjadi rusak. Untuk mengatasinya, pupuk organik yang berkualitas sangatlah dibutuhkan guna memperbaiki tanah yang rusak dan membantu pertumbuhan tanaman secara optimal.
PT Bio Planmate Indonesia selaku produsen pupuk organik bersama dengan Prof Eliseo memperkenalkan teknologi yang tepat dalam pengolahan pupuk organik yang berkualitas. Teknologi yang dikembangkan Profesor Elisio L Ruiz, seorang ahli mikrobiologi asal Filipina, yang sudah menelitinya semenjak 40 tahun lalu. Dan mulai mengembangkan di Indonesia sejak tahun 2005. Setelah melewati berbagai macam percobaan khususnya di beberapa perkebunan kelapa sawit di Kalimantan ,maka semenjak tahun 2011 perusahaan fokus memasarkan pupuk organik PLANMATE untuk perkebunan kelapa sawit di Indonesia dan pupuk yang sama sudah dipakai di Malaysia sejak 10 tahun yang lalu.
Pupuk organik dibuat dari berbagai sumber bahan organik seperti kotoran hewan seperti kotoran sapi, ayam dan lainnya, limbah organik industri dan juga limbah sawit. Proses pembuatan pupuk organik dengan cara mencampur, bahan organik dengan bio activator atau mikroba-mikroba yang baik untuk tanah dan tanaman.Proses pengolahan berikutnya adalah proses mikrobiologis secara aerob atau kontak dengan udara. Jadi, mulai dari suhu kamar rata-rata pada saat proses komposting berangsur naik (fase thermofilik) sampai kepada puncaknya 60-70oC Fase-Fase inilah proses sterilisasi dari berbagai bakteri patogen yang menyebabkan gulma yang selanjutnya akan turun perlahan-lahan (fase mesofilik) sampai kepada suhu yang stabil. Saat fase mesofilik dalam proses pengolahan pupuk organik dapat diperkaya dengan memberikan tambahan unsur hara yang produk akhirnya biasa disebut dengan nama pupuk organic fortify.
Yopy Halomoan, General Manager PT Bio Planmate Indonesia, mengatakan pupuk yang berbentuk powder ini dapat memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah serta melengkapi unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman. Supaya mudah mendapatkan bahan baku untuk di pulau jawa pabrik pupuk organik kami dekat dengan peternakan sapi, sedangkan untuk lingkungan perkebunan kelapa sawit kami bekerjasama dengan perkebunan untuk membangun pabrik dekat dengan PKS karena limbahnya akan di olah menjadi pupuk organik yang lebih bermanfaat.
“Saat ini sudah ada satu perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit di Kalimantan Timur yang melakukan kontrak kerjasama pengolahan limbah dengan kami dan sedang berjalan proses pembangunannya,” kata Yopy.
Saat ini, perusahaan terus mengembangkan risetnya untuk kebutuhan bahan baku pupuk PLANMATE dengan bahan baku yang berasal dari berbagai bahan sisa industri seperti kertas, minuman kemasan dan lain-lain. Soesanto, Direktur Utama PT Bio Planmate Indonesia, menjelaskan pihaknya sedang menjalin kerjasama dengan perusahaan jamu terbesar di Indonesia dengan mengolah ampas jamu menjadi pupuk organik kualitas tinggi. Tiap hari, bahan ampas jamu yang dihasilkan mencapai 25 ton.
Nilai tambah yang diberikan pupuk organik PLANMATE khusus untuk tanaman sawit adalah efisiensi biaya pemupukan, pengurangan pemakaian pupuk kimia dan efektifitas waktu pertumbuhan tanaman. Pupuk ini dapat digunakan untuk semua fase pertumbuhan tanaman mulai dari fase pembibitan, TBM dan TM.
Contoh menarik pemberian pupuk organik PLANMATE kepada tanaman di fase pembibitan yang berada di salah satu perkebunan sawit di Kalimantan Barat. Perusahaaan perkebunan kelapa sawit yang menggunakan metode pembibitan 2 langkah yaitu pembibitan pre nursery selama 3 bulan dan main nursery selama 5 bulan ternyata menghasilkan bibit yang sudah siap tanam dengan total masa pembibitan selama 8 bulan. Penghematan yang terjadi untuk masa pembibitan ini besar sekali yaitu efisiensi waktu selama 4 bulan sehingga penghematan biaya dapat mencapai sekitar Rp 300 juta kalau dihitung dari pemakaian tenaga kerja dan pupuk.
Demikian juga dengan penggunaan di lubang tanam, pupuk ini manjur sekali untuk membantu pertumbuhan akar dan tanaman. Pupuk ini akan memperkuat akar yang terbukti dalam uji coba di lapangan sewaktu tanaman akan dicabut sulit dilakukan sebab akar sudah pecah dan menyebar setelah 1 bulan aplikasi. Cara penggunaan pada saat planting dilakukan pencampuran pupuk kimia dan PLANMATE yang direkomendasikan dengan dosis Planmate sebanyak 3 kilogram per tanaman
Pupuk Organik PLANMATE sangat cocok dipakai di semua jenis lahan terutama pada lahan-lahan marjinal seperti tanah pasir, tanah laterit dan tanah liat kaolin. Manfaat yang diperoleh bagi tanaman di lahan–lahan marginal diatas yaitu hara sebagai makanan tanaman akan menjadi lebih tersedia bagi tanaman yang akan berdampak kepada peningkatan produksi.
Beberapa keunggulan yang akan dirasakan secara nyata bagi tanaman lewat pemberian pupuk organik planmate. Pertama, produktivitas tanaman dan pertumbuhan sangatlah baik karena mampu memberikan pertumbuhan tanaman secara optimal dengan menyediakan hara lengkap, enzim pertumbuhan alami, dan membuat tanaman menjadi lebih sehat. Kedua, membantu pekebun untuk mempraktekkan sustainable agriculture karena lahan yang diberikan pupuk organik Planmate akan menjadi lebih netral keasamannya dan lebih seimbang secara kimia dan biologis di dalam tanah. Ketiga, efisiensi biaya pemupukan yang akan diperoleh pekebun. Lewat penggunaan PLANMATE, komposisi pemupukan kimia dapat ditekan hingga 50%.
“Paling utama keunggulan dari pupuk ini lebih mudah dalam aplikasi karena bentuknya powder atau serbuk. Sehingga dapat langsung ditaburkan di piringan tanaman,” papar Yopy.
Untuk memperoleh hasil optimal, rekomendasi aplikasi pemupukan diberikan oleh perusahaan. Pada tahap pre nursery, pupuk diberikan 50 gram per polibag dan main nursery berjumlah 350 gram per polibag. Pada saat planting diberikan pupuk lobang tanam sebanyak 3 kilogram yang dilanjutkan dengan Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)-1 sampai TBM-3 itu dianjurkan bertambah secara bertahap dari 4 kilogram, 5 kilogram, dan 6 kilogram.
Pada Tanaman Menghasilkan TM-1 sampai TM-4, pemberian pupuk diproyeksikan bertambah secara bertahap mulai dari 7 kilogram, 8 kilogram, 9 kilogram, dan 10 kilogram. Pupuk organik tidak akan memberikan dampak negatif pada tanaman atau mematikan tanaman malahan akan membuat tanah lebih gemuk dan gembur. Teknik aplikasi pupuk ini sebaiknya, ditaburkan di piringan tanaman.
Di dalam pupuk organic PLANMATE, total kandungan hara NPK berjumlah sekitar 7% dan C/N pada kisaran 15% – 18 % dan juga berfungsi menetralkan pH di tanah baik dari tanah asam maupun pada tanah basa. Pada penelitian yang di lakukan di Perusahanan perkebunan tanaman HTI yang menggunakan Pupuk PLANMATE selama satu minggu memperlihatkan hasil peningkatan pH dari 3,4 menjadi 4. Hal ini membuktikan efektifitas pemberian pupuk organic Planmate dalam menetralkan pH. Selain itu banyaknya kandungan mikroba, pupuk ini mampu menambah Kapasitas Tukar Kation (KTK) sampai 300. Kenaikan sebesar inilah yang membantu daya serap tanaman menjadi lebih maksimal.
Segmen penjualan PLANMATE lebih terfokus kepada perkebunan sawit. Dengan harga sebesar Rp.65.000,- untuk kemasan 30 kilogram termasuk PPN dan loco jabodetabek, Yopy optimistis produknya dapat diterima pekebun karena memiliki harga lebih kompetitif. Sebab, harga ini dapat diterima kalangan pekebun apalagi mereka mesti menanggung biaya pengiriman pupuk sampai ke lokasi kebun. Wilayah penjualan telah mencapai beberapa daerah seperti Pulau Jawa, Jambi, Padang, Pekanbaru, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Riau, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur, dan Nusa Tenggara Barat.
Trend permintaan PLANMATE di tahun ketiga ini sudah tumbuh berkisar 10%-25%. Menurut Yopy, perusahaan dalam memasarkan produk melakukan beberapa langkah sehubungan gambaran perusahaan perkebunan khususnya perkebunan kelapa sawit yang sangat selektif dalam membeli produk. Tahapan proses yang dilakukan untuk memperkenalkan pupuk organik Planmate seperti perkenalan, pembagian brosur, presentasi, trial, comersial, dan order. Untuk itu, tim marketing perusahaan terfokus kepada membangun hubungan dengan pembeli. “Mereka (pemilik kebun) akan pertimbangkan produk kami setelah hasil trial pemakaian pupuk kami terlihat hasilnya,” kata Yopi.
Pabrik pupuk organik PT Bio Planmate Indonesia berada di Jawa Barat. Total kapasitas produksinya mencapai 1.000 – 3.000 ton per bulan.
Soesanto mengatakan permintaan terhadap pupuk PLANMATE juga datang dari luar negeri. Tetapi, perusahaan berupaya fokus memenuhi kebutuhan lokal karena peluangnya masih cukup besar. Sebagai gambaran, luas perkebunan sawit mencapai 9 juta hektare, kalau dapat menguasai pasar 20% itu besar sekali. Inipun belum termasuk dari segmen pertanian dan hortikultura yang sedang dijajaki perusahaan.
Semakin ketatnya persaingan di segmen pupuk organik tidak dikhawatirkan PT Bio Planmate Indonesia. Sebab, perusahaan mempunya visi menghasilkan produk yang berkualitas tinggi dengan target dan hasil yang baik sehingga mendukung program Go Green pemerintah. Salah satunya terbukti dengan pemberian kandungan mikroba tepat di dalam pupuk. Ditambah lagi dukungan dari tenaga ahli yang berpengalaman karena berbicara pupuk ini berkaitan dengan teknologi yang harus dikembangkan pula. (Qayuum Amri)