PT Socfin Indonesia (Socfindo) berhasil merilis varietas tanaman sawit yang moderat tahan penyakit ganoderma yaitu DxP Socfindo MTG. Target penjualan benih MTG diperkirakan 1,5 juta pada tahun ini.
Penyakit busuk pangkal batang yang diakibatkan Ganoderma Boninense tidak lagi menjadi momok menakutkan pelaku sawit yang perkebunannya memasuki generasi pertama dan kedua. Inovasi yang dilakukan PT Socfindo dengan menghasilkan DxP Socfindo Moderat Tahan Gano (MTG) membantu upaya pengendalian ganoderma.
Eko Dermawan, Marketing Manager PT Socfindo, mengatakan penelitian benih sawit ini sudah dikembangkan semenjak tahun 2000 melalui kerjasama dengan CIRAD dan
Sumatra Bio Science (PT PP Lonsum Tbk). Sebagai perusahaan perkebunan tertua dan berpengalaman di Indonesia, riset untuk mengendalikan ganoderma dari unsur sumber tanaman (breeding) sangatlah penting dilakukan, walaupun sifatnya jangka panjang.
Kerja keras PT Socfindo selama 13 tahun berbuah hasil setelah keluar SK Mentan No: 4569/Kpts/SR.120/8/2013 yang memberikan perizinan untuk distribusi dan pemasaran
DxP Socfindo Moderat Tahan Gano (MTG). Menurut Eko Dermawan, perusahaan optimis dalam penelitian benihmoderat tahan gano karena sebelum ini sudah pihaknya sudah menemukan benih tahan penyakit Fusarium wilt. “Berawal dari sinilah kami mengenal yakin dapat menemukan benih moderat tahan gano,” papar Eko Dermawan kepada SAWIT INDONESIA di kantornya yang berada di Medan.
Untuk mendapatkan varietas benih tahan gano, material diperoleh dari genetik seed garden setelah melewati proses sensus. Percobaan khusus mulai dilakukan dengan menerapkan screening test di kebun pembibitan dan disertai dengan pembuatan miniatur percobaan di lapangan.
Cara pengujian seleksi bahan tanaman tahan penyakit ganoderma melewati dua tahap yaitu pengujian di lapangan (komersil dan projeni). Uji lapangan dilakukan di parental garden, seed garden dan progeny trial. Setelah uji lapangan , akan dilakukan uji di laboratorium/pembibitan dengan metode early screening test. Tujuannya mengetahui progeni yang tahan dan tidak terhadap ganoderma.
Tahapan penting dalam riset benih sawit tahan ganoderma ini untuk menemukan metode screening yang tepat. Indra Syahputra, Breeder&Seed Production Manager PT Socfindo, mengatakan pencarian metode ini dilakukan mulai dari 2003-2007,untuk menghasilkan semua bahan, peralatan dan prosedur screening yang standar, mulai dari isolat yang digunakan, masa inkubasi, ukuran polybag, persentase naungan, dan lain-lain. Dari sini akan diketahui standar screening test yang terbaik, yang bisa dilakukan untuk menguji material-material yang tahan, moderat tahan atau rentan terhadap ganoderma.
Menurut Eko Dermawan, metode screening test telah melewati proses ilmiah dan dapat dipertanggungjawabkan. “Metode penelitian kami ini telah dipublikasikan di jurnal ilmiah,”kata Eko.
Berdasarkan data perusahaan, early screening test dijalankan dengan membuat satu percobaan screening setiap bulan. Setiap percobaan terdiri dari 100 projeni yang terdiri dari 20 projeni standar dan 80 projeni yang diuji. Projeni standar ini berasal dari tiga kelompok yaitu tahan, moderat dan rentan terhadap penyakit ganoderma.
“Dari tahun 2007 sampai sekarang, sudah didapatkan lebih dari 3000 cross yang telah melewati proses uji coba,” ujar Indra Syahputra. Seluruh varietas benih milik PT Socfindo berasal dari varietas DxP Socfindo (L) dan varietas DxP Socfindo (Y) yang diuji secara statistik dengan ditanam multi lokasi dan diuji pada tahapan pembibitan.
Pengamatan ketahanan sawit terhadap penyakit ganoderma dilakukan secara multi lokasi pada kebun percobaan ganoderma seluas 511 hektare. Adapula pengamatan lokasi pada lahan kebun induk dan kebun benih seluas 439 hektare, serta kebun pengujian genetik seluas 735 hektare. Dengan melewati proses multi lokasi ini akan diketahui konsistensi bahan tanaman walaupun ditanam di tempat berbeda.
Kendati sudah menghasilkan benih DxP Socfindo MTG namun PT Socfindo terus melakukan screening test untuk menseleksi material-material lainnya yang tahan terhadap ganoderma. Disamping itu, juga terus dilakukan percobaan genetik dengan merekombinasi seluruh material yang moderat tahan (partial resistant) terhadap ganoderma, untuk meningkatkan tingkat ketahanan yang sudah dihasilkan, dari partial resistant hingga bisa menjadi “total resistant”.
Tahun ini, kapasitas produksi benih sawit moderat tahan ganoderma sebesar 1,5 juta butir. Eko Dermawan mengatakan seluruh produksi ini diharapkan dapat terserap seluruhnya karena sudah banyak perusahaan perkebunan sawit yang terserang ganoderma boninense. Pembeli benih masih berasal dari Sumatera Selatan, Nanggroe Aceh Darusalam, dan Sumatera Utara. Wilayah ini memang rawan ganoderma karena rata-rata perkebunan sawitnya sudah melewati generasi pertama.
“Tahun lalu, sudah ada permintaan untuk benih sawit moderat tahan ganoderma sebanyak 1 juta butir. Dan tahun ini jumlah kebutuhan benih akan tumbuh karena di awal tahun sudah ada pesanan,” kata Eko.
Pemesanan benih sebaiknya dari 3-4 bulan sebelum tenggat waktu kebutuhan. Dengan pertimbangan, jelas Eko, benih ini diproduksi dengan proses khusus dan penyimpanan dalam bentuk dry seed.
Tak heran, harga jual benih sawit moderat tahan gano dibandrol Rp 18 ribu per butir. Menurut Eko, wajar saja kalau harganya mahal karena dihasilkan lewat penelitian panjang selain penyimpanan benih tersebut dilakukan secara baik dan khusus.
Layanan purna jual diberikan kepada pembeli yang bersifat edukasi. Kegiatan edukasi ini memberikan informasi mengenai persiapan peremajaan tanaman yang lahannya sudah terserang ganoderma. Misalkan, ada rekomendasi bahwa lahan apakah harus dibajak dulu atau tunggul sawit dibongkar. Informasi lain adalah pembeli disarankan menanam tidak dilakukan pada lubang yang sama guna menghindari infeksi ganoderma. “Kami juga menyiapkan fasilitas dan jasa laboratorium perusahaan untuk membantu pembeli,” jelas Eko.
Indra Syahputra mengungkapkan penemuan benih sawit moderat tahan ganoderma ini mendukung budidaya sawit yang berkelanjutan. Pemakaian benih ini berpotensi meningkatkan produktivitas dan membuat tanaman aman dari serangan ganoderma. Yang paling utama, hambatan penerapan intensifikasi tanaman yang disebabkan penyakit busuk pangkal batang dapat diantisipasi lewat benih moderat tahan gano. (Qayuum Amri)