Kegiatan peremajaan sawit rakyat terus berjalan di seluruh daerah di Indonesia. BPDP-KS akan bersinergi dengan semua pihak untuk mensukseskan program peremajaan sawit rakyat sesuai target pemerintah.
Tiga Koperasi Unit Desa (KUD) di Dharmasraya, Sumatera Barat telah melakukan penanaman sebagai bagian program Peremajaan Sawit Rakyat. Program ini ditujukan memperbaiki produktivitas tanaman rakyat dan meningkatkan penghasilan petani.
“Kami sangat dengan adanya program Presiden ini. Sebabnya tanaman sawit yang dikelola anggota KUD sudah banyak yang tua dan sangat butuh peremajaan,” ujar Ketua KUD Lubuk Karya Jhon Nasri.
Ketiga KUD tersebut berada di Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat yaitu KUD Lubuk Karya di Kanagarian Koto Tinggi, KUD Bina Usaha di ke Nagarian Koto Gadang Kecamatan Koto Besar, dan di KUD Bukit Raya Kenagarian Koto Beringin, Kecamatan Koto Baru.
Perwakilan pemerintah pusat menghadiri seremoni penanaman perdana PSR di Dharmasraya pada awal Februari 2020. Mereka adalah Mayjen TNI (Purn) Erro Kusnara,SIP, tenaga ahli Staf Presiden Dr Chandra, tenaga ahli Kantor Wakil Presiden dan Direktur Penghimpunan Dana BPDPKS, Anwar Sanuri.
Mayjen TNI (Purn )Erro Kusnara,SIP dalam kunjungan ini juga menyampaikan amanat Presiden Repulik Indonesia, bahwa sawit rakyat suatu komoditi yang stragis penyumbang devisa Negara, karen itu harus diremajakan agar hasilnya kedepan dapat kita optimal kan sesuai standar ISPO, dan agar kita dapat bersaing dengan negara lain.
“Kami ingin penggunaan dana replanting tepat sasaran, dan harus ada dukungan pemerintah daerah kabupaten Dharmasraya,” harap Erro.
Petani peserta program PSR mendapatkan dana hibah sebesar Rp. 25.000.000 perhektar. Dana sebesar ini menopang kebutuhan pembiayaan replanting yang besarannya bervariasi di tiap daerah.
Adalah KUD Bukit Jaya yang merejamakan kebun sawit seluas 224,34 ha dengan jumlah peserta 113 petani. Yusrizal menyebutkan total hibah peremajaan yang dikucurkan BPDP-KS sebesar Rp. 5.608.625.000. Tahap pengucuran pertama masuk ke rekening masing masing petani Rp. 24 juta per ha. Lalu tahap berikutnya rekening escrow atau rekening pengelola (lembaga).
Dalam kegiatan replanting di KUD Bukit Jaya, menurut Yusrizal, anggota petani mendapatkan pendampingan dari Apkasindo. Manfaat sangat dirasakan petani baik secara manajemen dan perawatan tanaman. “Disinilah kami merasakan peranan Apkasindo yang sangat mendukung petani untuk mensukseskan replanting ini,” tambahnya.
Jhon Nasri, Ketua KUD Lubuk Karya menuturkan bahwa lahan sawit yang mendapatkan bantuan replanting 886 hektare. Tahap pertama peremajaan meliputi 406,5 hektare yang melibatkan 216 petani dan tahap kedua seluas 170 Ha untuk 100 petani. Nanti, sisanya akan dilanjutkan di tahapan ketiga, Total bantuan dari BPDP-KS di tahap 1 dan tahap 2 sudah berada dalam rekening petani. Di tahap pertama, dana yang dikucurkan kepada 216 petani mencapai Rp. 10,162 miliar dan tahap kedua dana replanting yang direalisasikan sebesar Rp. 4,25 miliar.
“Tahapan pengucuran dana untuk pembangunan kebun anggota harus sesuai hasil realisasi progres di lapangan,” jelasnya.
Menurut Jhon Nasri, petani sebenarnya sudah melakukan penanaman semenjak tahun lalu. “Kegiatan seremoni penanaman perdana ini untuk menandai bahwa replanting telah berjalan di Dharmasraya,” ujarnya via telepon.
Jhon menyebutkan dana ini sangatlah membantu untuk kebutuhan peremajaan. Umur tanaman petani rata-rata sudah 25 tahun. “Proses usulan pendanaan telah diajukan mulai Juni 2018. Hampir setahun lamanya,”kata Jhon.
Ia mengatakan tidak ada hambatan utama dalam pengajuan syarat pendanaan. Bagi Jhon dan 206 petanilainnya peserta PSR, bantuan ini sangat berarti karena peremajaan memerlukan biaya lebih dari Rp. 50 juta per hektar.
(Selengkapnya dapat dibaca di Majalah Sawit Indonesia, Edisi 101)