Manfaat, Keunggulan dan Peran Strategis Kelapa Sawit Disampaikan pada Para Pelaku Usaha, Mahasiswa dan Masyarakat, agar lebih mengenal dan memahami kelapa sawit sebagai komoditas unggulan nasional.
Sebanyak 104 peserta yang terdiri dari pelaku usaha kecil, mahasiswa, serta santri di Kota Madiun mendapat penjelasan secara gamblang manfaat dan keunggulan dari produk sawit. Meski selama ini sudah sering menggunakan dan menikmati makanan dari olahan produk turunan sawit seperti minyak goreng, margarin dan mentega. Tetapi, tidak sedikit yang memahaminya.
Paparan atau penjelasan itu, disampaikan pada kegiatan Promosi Sawit Sehat dan Lomba Kreasi Makanan pada UKMK serta Masyarakat, diadakan Majalah Sawit Indonesia dan didukung Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).
Paparan pemanfaatan sawit sebagai bahan produk olahan makanan bagi Usaha Kecil Menengah dan Koperasi (UKMK), disampaikan Dr. Ir. Marti Winarni, M.P, Dekan Fakultas Pertanian – Universitas Merdeka Madiun. Sebelumnya, kegiatan serupa diadakan di Kota Solo dan mendapat sambutan positif dari pelaku usaha dan pemerintah kota setempat.
Dr. Ir. Marti Winarni, M.P mengatakan Crude Palm Oil (CPO) merupakan hasil ekstraksi daging buah (mesocarp) kelapa sawit menjadi minyak mentah sawit dengankandungan beta karoten tinggi. Yang kemudian diolah salah satunya menjadi minyak goreng sawit.
“Redined, Bleached, Deodorized (RDB) Palm Olein merupakan produk dari hasil rafinasi CPO yang digunakan sebagai minyak goreng. Produk (RDB) Palm Olein ini berasal dari minyak sawit CPO yang dimurnikan, diputihkan dan dihilangkan baunya sehingga rasanya hambar, tidak berbau dan berwarna kuning,” ujarnya, saat paparan, pada Selasa (9 Mei 2023).
“Selain itu, dari CPO juga digunakan untuk bahan baku margarin, bahan baku kosmetik dan masih banyak produk turunan yang dihasilkan dari sawit. Dan, CPO juga dikembangkan sebagai bahan bakar nabati (BBN) dengan program Biodiesel,” tambah Dr. Marti.
Selanjutnya, ia mengungkapkan keunggulan-keunggulan dari minyak sawit. Antara lain harga relatif murah dan terjangkau, memiliki kandungan antioksidan alami, bebas dari lemak trans, membuat makanan bertekstur halus dan lembut, tidak berasa dan tidak berbau, serta meningkatkan cita rasa makanankarena sudah melalui proses Redined, Bleached, Deodorized.
“Dan, yang tak kalah penting minyak sawit yang sudah banyak digunakan para pelaku usaha dan konsumen rumahan memiliki kandungan Gizi. Di antaranya Fitoferol, Vitamin A/Carotene, Vimamin E (tocoperol dan tocotrienol), Omega 9, Omega 6, dan Omega 3,” lanjut Dr. Marti.
Diketahui, meski masyarakat sudah banyak yang memanfaatkan produk turunan sawit seperti minyak sawit, mentega dan margarin. Namun, tidak sedikit pula yang memahami bahwa produk turunan dari sawit sangat beragam. Bahkan, masyarakat tidak bisa dilepaskan dari produk-produk turunan dari sawit, karena setiap produk yang digunakan setiap harinya mengandung sawit.
Berikut ini, produk olahan sawit atau produk turunan dari sawit yaitu minyak Goreng, Margarin, digunakan untuk produk kosmetik, biodiesel (bahan bakar nabati), pomade, pasta gigi, minyak pelumas, bahan pembuat cat, dempul, penguat baja dan sabun (sabun mandi, sampo, sabun cuci).
Dikatakan Dr. Marti, untuk pemanfaatan Minyak Sawit dan Margarin banyak digunakan untuk olahan makanan seperti Gorengan, Cokelat dan selai Cokelat, Roti, Kue Kering, Es Krim, Mie Instan dan Sayuran Tumis. “Jadi, dari minyak sawit dapat dihasilkan produk makanan yang enak dengan harga terjangkau. Dan, masih banyak lagi produk-produk turunan dari sawit,” pungkasnya, mengakhiri paparannya.
Selain mendapat penjelasan manfaat dan keunggulan sawit, peserta juga berkesempatan mendapat pengetahun peran strategis kelapa sawit dan pola kemitraan perusahaan perkebunan dengan pekebun. Yang disampaikan oleh Ir. R. Azis Hidayat, M.M, selaku Ketua Bidang Perkebunan, Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI).
Seperti diketahui, dalam pengelolaan perkebunan di Indonesia, ada istilah kemitraan yaitu kemitraan antara perusahaan perkebunan sawit dengan pekebun sawit rakyat. Selain itu, ada pula pengelolaan kebun sawit secara mandiri yang dilakukan pekebun sawit rakyat atau disebut pekebun sawit swadaya.
(Selengkapnya dapat dibaca di MAJALAH SAWIT INDONESIA, Edisi 139)