Kementerian Pertanian dan Badan Pengelola Dana Perkebunan Sawit (BPDPKS) semakin meningkatkan layanan serta program untuk mendukung petani sawit. Mulai dari beasiswa sampai kepada program peremajaan sawit rakyat.
Eddy Abdurrachman, Direktur Utama BPDPKS, menjelaskan bahwa BPDPKS telah menjalankan program pengembangan SDM (Sumber Daya Manusia) untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, profesionalisme, kemandirian dan dedikasi pekebun, tenaga pendamping dan masyarakat perkebunan kelapa sawit lainnya melalui pelatihan, pendidikan, penyuluhan dan pendampingan serta fasilitasi.
Berdasarkan data BPDPKS, sepanjang periode 2015 sampai Mei 2023, secara nasional telah dilakukan pelatihan dengan total SDM yang dilatih sebanyak 11.088 pekebun. Sedangkan untuk beasiswa telah diberikan kepada 3.265 mahasiswa yang telah lulus Diploma 1sebanyak 1.700 mahasiswa dan Diploma 3 sebanyak 630 mahasiswa.
“Total dana yang telah disalurkan untuk program pengembangan SDM perkebunan sebesar Rp356,52 miliar,” ujar Eddy.
Pelaksanaan program beasiswa sawit diakui sejumlah pihak lebih baik dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Hendratmojo Bagus, Direktur Perlindungan Perkebunan Kementerian Pertanian RI, menjelaskan bahwa program beasiswa SDMPKS tahun 2023 bahwa Ditjen Perkebunan terus berupaya melaksanakan program ini sebaik-baiknya dengan melakukan sejumlah perbaikan.
Menurut Hendratmojo Bagus, ada tiga langkah pembenahan dalam program beasiswa SDMPKS tahun ini diantaranya pertama, penyusunan jadwal pelaksanaan program beasiswa (sejak penyusunan kepdirjenbun, pengumuman, sosialisasi, pendaftaran, seleksi, hingga rekomendasi teknis). Kedua, koordinasi intensif Ditjenbun, BPDPKS, dinas yang menangani perkebunan provinsi dan kabupaten/kota, lembaga pendidikan. Ketiga, melakukan sosialisasi intensif secara online dan offline.
Total penggunaan dana yang berasal dari pungutan ekspor sawit dari tahun 2015 sampai dengan tahun 2023 adalah sebesar Rp186,6 triliun untuk membiayai program pengembangan sawit berkelanjutan.
Dana yang digunakan untuk program peremajaan sawit ditujukan pada pekebun yang tanamannya dianggap sudah tidak produktif, khususnya tanaman usia lebih dari 25 tahun karena produktivitas turun sehingga perlu peremajaan.
Eddy menjelaskan bahwa Program Peremajaan Sawit Rakyat ditujukan bagi peningkatan produktivitas tanaman perkebunan kelapa sawit rakyat serta meningkatkan kesejahteraan pekebun. Dari periode tahun 2015 hingga Mei 2023, secara nasional telah disalurkan dana sebesar Rp7,52 Triliun untuk kebun rakyat seluas 282.409 Hadan 124.152 pekebun di 21 Provinsi.
(Selengkapnya dapat dibaca di Majalah Sawit Indonesia, Edisi 141)