Mengenal Hand Sanitizer dan Hand Soap Berbahan Surfaktan Sawit
“Hand Sanitizer dan Hand Soap yang di produksi sejak 2015, selain efektif membersihkan dan membunuh kuman, bakteri dan virus, tetapi yang tak kalah penting, produknya aman digunakan,” kata Prof. Erliza.
Melalui aplikasi What App, Pakar Surfaktan dan Bioenergi, SBRC IPB University, Prof. Erliza Hambali bersama tim membenarkan bahwa pihaknya sejak 2015 lalu telah memproduksi Hand Sanitizer. “Hand Sanitizer yang di produksi selain efektif membersihkan dan membunuh kuman, bakteri dan virus, tetapi yang tak kalah penting, produknya aman digunakan, tidak menyebabkan kulit kering karena menggandung emollient dari gel lidah buaya dan gliserol sawit” kata Prof. Erliza.
Ia menjelaskan cairan pembersih tangan yang dibuat, terbuat dari bioetanol, gliserol, gel lidah buaya, pewangi dan air. “Dari hasil penyimpanan produk yang dilakukan produk yang dibuat tahun 2015 hingga saat ini masih layak dan bagus digunakan. Jadi, bisa dikatakan produk dapat disimpan hingga 5 tahun,” jelasnya.
Cairan pembersih tangan atau hand sanitizer mampu membersihkan tangan dan mengandung anti bakteri. Alhasil, produk ini mampu menghambat hingga menghilangkan bakteri. Umumnya, hand sanitizer yang beredar dipasaran ada dua jenis yaitu hand sanitizer gel dan hand sanitizer spray.
Hand Sanitizer gel merupakan pembersih tangan berbentuk gel yang berguna untuk membersihkan atau menghilangkan kuman pada tangan, mengandung bahan aktif alkohol 70%. Sedangkan, hand sanitizer spray yaitu pembersih tangan berbentuk spray untuk membersihkan atau menghilangkan kuman pada tangan yang mengandung bahan aktif alkohol 70% dan karbomer sebagai bahan pengental.
Terkait dengan dua jenis produk hand sanitizer yang di produksi dalam bentuk cair dan spray. “Keduanya sama-sama memiliki kemampuan untuk membersihkan tangan dari kuman secara efektif. Konsumen juga ada yang suka bentuk gel dan ada yang suka bentuk spray, itu tergantung selera,” ujar Prof. Erliza.
Saat ini, banyak produk hand sanitizer yang berasal dari bahan alkohol etanol yang dicampurkan dengan bahan pengental, misalnya karbomer, gliserin dan menjadikannya serupagel untuk mempermudah dalam penggunaannya. Gel ini mulai populer digunakan karena penggunaannya mudah dan praktis tanpa membutuhkan air dan sabun. Gel sanitasi ini menjadikan alternatif yang nyaman bagi masyarakat.
Saat ini, hand sanitizer produksi Prof. Erliza Hambali dan tim di Surfactant and Bioenergy Research Center (SBRC – IPB University), Bogor, dapat memproduksi 200 liter per hari. Produk ini dipasarkan kepada reseller di toko online. Volume produk bervariasi berukuran 30 ml, 60 ml, 100 ml, 1 liter, 5 liter dan 20 liter.
“Kemasannya ada dalam bentuk botol spray,botol tutup flip top, botol tutup ulir, pump dan Jerigen,”ujar Erliza.
Selain cairan pembersih tangan, Prof. Erliza bersama tim mengembangkan anti septik dan anti bakteri Hand Soap Liquid berbahan dasar utama dari bahan turunan minyak sawit seperti Surfaktan Metil Ester Sulfonat (MES), Gliserol, dan Surfaktan Dietanol Amida.
Anti septik dan anti bakteri Hand Soap diproduksi dengan kemasan 250 ml, 1 Liter, 5 Liter dan 20 Liter. Produk ini tersedia dalam enam variant yaitu Aurora, Berry Good, Sunshine, Adventure, Serenity, dan Monday Morning.
Seperti diketahui, kelapa sawit dikenal sebagai komoditas yang menghasilkan banyak produkturunan. Salah satunya Surface Active Agent (Surfaktan)yang kini terus dikembangkan dan berguna untuk industri produk pembersih, industri personal care products, industri pertambangan, industri deterjen dan lainnya.
Produk surfaktan menjadikan nilai tambah minyak sawit semakin tinggi sebesar 70 – 80%. Produk hilir menjadikan surfaktan sawit sebagai produk turunan dengan nilai ekonomi tinggi dan lebih unggul dibanding surfaktan dari minyak bumi.
(Selengkapnya dapat di baca di Majalah Sawit Indonesia, Edisi 103)