PT Perkebunan Nusantara V (PTPN V) berupaya meningkatkan produktivitas tanaman melalui serangkaian Good Agricultural Practices. Dari penggunaan varietas unggul sampai implementasi digitalisasi di perkebunan. Alhasil, perusahaan memperoleh produktivitas tertinggi untuk tanaman muda.
Chief Officer Executive PTPN V, Jatmiko K Santosa menjelaskan ada serangkaian strategi untuk menjaga tingkat produktivitas sawit meningkat. Selain penggunaan varietas unggul dan jenis tanaman homogen, upaya pengendalian hama dan penyakit, pemupukan sesuai rekomendasi, peningkatan infrastruktur, kastrasi tepat waktu, penggunaan teknologi informasi serta digitalisasi juga merupakan strategi yang terus diterapkan.
“Perubahan dan perbaikan budaya akan lebih cepat dengan adanya perubahan teknologi. Akhir-akhir ini, teman-teman mungkin sedikit “kapok” karena dicekoki dengan beragam aplikasi digital perusahaan. Tapi percayalah, bahwa ini adalah upaya kita agar lebih efektif,” ujarnya.
Sepanjang 2020 lalu, PTPN V berhasil mencatatkan kinerja terbaik sepanjang perusahaan berdiri dengan produktivitas tandan buah segar (TBS) sawit mencapai 23,87 ton per hektare per tahun atau meningkat 0,81 persen dibanding tahun sebelumnya. Peningkatan produktivitas tersebut berbanding lurus dengan produksi TBS yang mencapai 1,59 juta ton di sepanjang 2020.
Capaian lainnya adalah produktivitas tanaman menghasilkan (TM) kelapa sawit dengan rentang usia satu hingga enam tahun atau TM Muda PT Perkebunan Nusantara V (PTPN V) berhasil menjadi yang tertinggi di seluruh lingkungan holding perkebunan nusantara.
Direktur Produksi dan Pengembangan PTPN III (Persero), Mahmudi, menyampaikan hal itu disela-sela forum grup diskusi (FGD) yang diselenggarakan bersama Chief Officer Executive PTPN V, Jatmiko K Santosa dari unit kebun Sei Intan, Provinsi Riau.
“Untuk TM satu hingga TM enam (tahun pertama menghasilkan hingga tahun ke enam), produktivitas sawit tertinggi itu ada di PTPN V. Mencapai 24,56 ton TBS per hektare pertahun. Produktivitas ini membuat disparitas dengan PTPN lainnya sangat jauh. Beberapa bahkan ada yang hanya 2 sampai 3 ton,” kata Mahmudi dalam keterangan tertulis di Pekanbaru pada akhir April 2021.
FGD yang turut dihadiri Senior Executive Vice President (SEVP) Operational PTPN V, Ospin Sembiring, dan Manajer Unit Kebun Sawit PTPN V Sei Intan, Azwar Batubara, berlangsung dari Kebun Sei Intan. Dengan latar belakang barisan tanaman sawit produktif, kegiatan itu juga disiarkan langsung secara virtual melalui “zoom meeting” serta diikuti seluruh Direktur PTPN se-holding dan karyawan perkebunan nusantara.
Mahmudi mengatakan Kebun Sei Intan PTPN V terpilih sebagai pusat lokasi pelaksanaan kegiatan FGD menyusul prestasi membanggakan salah satu unit yang berlokasi di Kabupaten Rokan Hulu itu sepanjang 2020 lalu.
Kebun Sei Intan dengan mayoritas tanaman sawit berusia muda mampu memiliki produktivitas hingga 33,17 ton per hektare dan menjadikan kebun terbaik peringkat pertama se holding perkebunan nusantara tahun 2020 lalu.
CEO PTPN V, Jatmiko K Santosa, menjelaskan bahwa saat ini TM satu hingga TM enam sawit PTPN V memiliki rata-rata produksi tandan buah segar mencapai 24,56 ton TBS per hektare pertahun. Angka tersebut lebih tinggi jika dibandingkan dengan standar tertinggi nasional yang berkisar 23,85 ton TBS per hektare per tahun.
(Selengkapnya dapat di baca di Majalah Sawit Indonesia, Edisi 115)