Bagian I
B100 ayau biodiesel di Thailan, saat ini di produksi dari bahan baku turunan minyak kelapa sawit seperti minyak mentah kelapa sawit (CPO), minyak sawit rumahan mentah (RBDPO), stearin sawit, dan asam lemak bebas minyak sawit (FFA). Kampanye Thailand untuk memanfaatkan minyak goreng bekas untuk produksi biodiesel ada di antara satu atau dua perusahaan biodiesel sebagai kampanye tanggung jawab sosial perusahaan. Namun pengunaannya terbatas pada 5-6 juta liter minyak goreng yang tidak terpakai per tahun.
Produksi biodiesel didorong oleh mandat pemerintah, terutama ditujukan untuk membantu petani kelapa sawit. Semua bahan baku minyak sawit yang digunakan untuk biodiesel ada di dalam negri sejak pemerintah secara ketat mengendalikan impor minyak sawit. Sementara itu, pencampuran biodiesel diantara kilang minyak bumi dikontrol dan dipantau ketat untuk memenuhi persyratan pencampuran biodiesel wajib. Semua solar dalam negri diperlukan untuk memenuhi persyaratan pencampuran ini termasuk solar untuk pengiriman darat-darat, kereta api, pertanian dan industri.
Produksi biodiesel pada tahun 2016 tueun untuk pertama kalinya dalam sejarah baru-baru ini menjadi 1,24 miliar liter dari 1,25 miliar liter pada tahun 2015. Akibat kekeringan yang mempengaruhi produksi CPO, pemerintah mengurangi tingkat campuran biodiesel wajib dari B7 ke B5 pada bulan juli 2017, dan ke B3 di bulan Agustus 2017. Produksi bio diesel di perkirakan akan tumbuh sedikit di tahun 2017 dan 2018, menjadi 1,42 miliar liter dan 1,48 miliar liter, berdasarkan kemungkinan bahwa persyaratan campuran wajib berkisar antara B5 dan B7.
Sumber: GAPKI