Jakarta, SAWIT INDONESIA – Kehadiran petani sawit yang diwakili Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO) membawa imej positif sawit Indonesia di negeri Belanda. Rombongan APKASINDO termasuk ke dalam 39 pelaku usaha yang mengikuti kegiatan business matching sebagai rangkaian Indonesia-Netherlands Trade, Tourism and Investment Forum 2024 yang dilaksanakan pada 28–29 Mei 2024.
Sekjen APKASINDO, Dr. Rino Afrino memimpin perwakilan petani sawit yaitu yakni Maria Goldameir Mektania, B.Com, M.H, dari Kalimantan Tengah dan Andini Syafitri dari Riau. Kedatangan petani sawit tidak terlepas dari dukungan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).
Lalu apa yang membuat masyarakat khususnya pengusaha Belanda terkesan dengan petani sawit?
Khusus misi dagang ini, delegasi APKASINDO secara khusus membawa produk turunan kelapa sawit yang dikelola oleh non-korporasi dan berpotensi untuk diterima oleh pasar Eropa, khususnya Belanda.
Produk utama yang dipasarkan kali ini adalah Minyak Makan Merah (M3) yang merupakan program andalan Presiden Joko Widodo untuk mendongkrak petani kelapa sawit. Namun ada barang turunan lainnya seperti mie sawit merah, hand sanitizer, lilin aromatheraphy sawit, face oil, lip balm, baking shortening, frying shortening dan lain lain.
Hadir dan membuka kegiatan ini secara langsung adalah Duta Besar Indonesia untuk Belanda, Mayerfas dan Deputi Gubernur Bank Indonesia, Juda Agung.
Keduanya terkejut dan sangat bangga dengan kehadiran delegasi APKASINDO yang merupakan delegasi pertama yang membawa produk kelapa sawit secara resmi untuk bisa menceritakan kebaikan sawit Indonesia pada pelaku perdagangan di Belanda.
Duta Besar Belanda, Mayerfas, mengatakan bahwa kehadiran delegasi ini penting karena produk minyak sawit Indonesia memang menjadi topik hangat di Eropa.
“Wah, bagus sekali ini. Sawit Indonesia jadi kontroversi tetapi sebenarnya banyak barang sawit yang diperlukan oleh pengusaha Belanda,” ujarnya saat berbicara dengan delegasi APKASINDO.
Deputi Gubernur Bank Indonesia, Juda Agung mengatakan hal senada ketika berdiskusi dengan delegasi sembari mengamati produk yang dipajang.
“Petani sawit sekarang harus canggih dan bisa maju kedepan langsung ke calon pembeli. Kita akan dorong UMKM sawit juga,” ujarnya.
Menariknya, seorang Direktur perusahaan sertifikasi dari Belanda mampir ke meja delegasi APKASINDO dan menjelaskan bahwa potensi untuk produk turunan kelapa sawit di Belanda sangat besar karena sangat dibutuhkan dan sesungguhnya secara sertifikasi tidak ada kesulitan untuk bisa masuk ke Belanda.
“Kelapa sawit dan turunannya adalah produk yang low risk, kebutuhan nya di Belanda juga tinggi, jadi jangan takut untuk memasukan barang-barang ini ke Belanda,” ujarnya pada delegasi Indonesia.
Trade Business Matching yang diadakan tanggal 27 hingga 28 Mei ini merupakan inisiasi Kementerian Perdagangan Indonesia yang bekerjasama dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Belanda. Karenanya kegiatan ini diadakan di Indonesia House Amsterdam yang merupakan rumah promosi produk – produk dagang dan budaya Indonesia, yang merupakan bagian dari diplomasi Indonesia.
Melalui kegiatan ini, delegasi APKASINDO secara aktif menjelaskan mengenai kebaikan dan keunggulan produk sawit kepada lebih dari 45 perusahan importir Belanda, termasuk kepada Asosiasi Pengusaha Belanda Indonesia (ASPINA) di Belanda.