JAKARTA, SAWIT INDONESIA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengapresiasi tingginya ekspor pertanian. Akan tetapi, capaian ekspor ini berkat dukungan sawit yang kontribusinya sangat tinggi.
“Saya apresiasi adanya pertumbuhan baik di sektor pertanian. Tapi juga ingat, ekspor banyak itu berasal dari sawit,” ujar Presiden Jokowi dalam Rakernas Pembangunan Pertanian 2021, Senin (11/1).
Setelah itu Presiden Jokowi bertanya kepada Menko Perekonomian RI, Airlangga Hartarto.”Betul itu, Pak Menko?” tanya Jokowi.
Jokowi melanjutkan,”Hati-hati. (Ekspor) bukan dari komoditas lain yang disuntik subsidi yang ada,” Jelasnya.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa total nilai ekspor kelapa sawit dan produk turunannya sepanjang Januari-Oktober 2020 mencapai US$15,95 miliar. Tren ekspor naik 6,9% dari periode sama tahun lalu sebesar US$14,92 miliar. Negara tujuan utama ekspor sawit yaitu Tiongkok, Uni Eropa India dan Pakistan.
Presiden menekankan agar pembangunan pertanian dilakukan secara lebih serius dan detail. “Pengelolaan yang berkaitan dengan pangan itu betul-betul harus kita seriusi, pembangunan pertanian harus betul-betul kita seriusi secara detail,” ujarnya.
Dalam kondisi pandemi saat ini, imbuhnya, sektor pertanian menempati posisi yang semakin sentral. “Kita tahu, FAO memperingatkan potensi terjadinya krisis pangan, hati-hati mengenai ini, hati-hati. Akibat pembatasan mobilitas warga, dan bahkan distribusi barang antarnegara, distribusi pangan dunia menjadi terkendala,” ujarnya.
Dicontohkan Presiden, melambungnya harga komoditas kedelai impor beberapa waktu lalu yang berdampak pada pengrajin tahu dan tempe di Indonesia.
Oleh sebab itu, Presiden menggarisbawahi pentingnya pembangunan pertanian pada komoditas pertanian yang saat ini masih diimpor.
“Saya ingin menggarisbawahi terutama yang berkaitan dengan komoditas pertanian yang impor. Kedelai hati-hati, jagung hati-hati, gula hati-hati, ini yang masih (impor) juta-jutaan ton,” ujarnya.