• Beranda
  • Rubrik
    • Analisis
    • Artikel
    • Berita Terbaru
    • Edisi Terbaru
    • Event
    • Hama Penyakit
    • Hot Issue
    • Inovasi
    • Kinerja
    • Oase
    • Palm Oil Good
    • Pojok Koperasi
    • Profil Produk
    • Sajian Utama
    • Seremoni
    • Sosok
    • Tata Kelola
  • Tentang Kami
  • Susunan Redaksi
  • Hubungi Kami
Facebook Twitter Instagram
Monday, 5 June 2023
Trending
  • Penyumbang Laba Bersih PTPN V Berasal dari Kelapa Sawit
  • Stok Bapok Tesedia dan Harga Stabil Jelang Iduladha
  • Meningkatkan Perdagangan Indonesia dan Inggris
  • Kebijakan Regulasi European Union Deforestation Regulation (EUDR), Diskriminatif dan Berdampak Negatif Pasar Sejumlah Komoditas, Terutama Kelapa Sawit
  • Merespon Perubahan Iklim, Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca dan Ketahanan Iklim di Indonesia
  • Smart Precision Farming Masa Depan Pertanian Indonesia
  • Promosi Sawit Sehat : Mengenal Lebih Jauh Produk dari Sawit
  • BPDPKS dan GAPKI Bekerjasama Dibidang Riset Sawit
Facebook Instagram Twitter YouTube
Majalah Sawit Indonesia OnlineMajalah Sawit Indonesia Online
Subscribe
  • Beranda
  • Rubrik
    • Analisis
    • Artikel
    • Berita Terbaru
    • Edisi Terbaru
    • Event
    • Hama Penyakit
    • Hot Issue
    • Inovasi
    • Kinerja
    • Oase
    • Palm Oil Good
    • Pojok Koperasi
    • Profil Produk
    • Sajian Utama
    • Seremoni
    • Sosok
    • Tata Kelola
  • Tentang Kami
  • Susunan Redaksi
  • Hubungi Kami
Majalah Sawit Indonesia OnlineMajalah Sawit Indonesia Online
Home » Premium Price Minim, Pasar CPO Bersertifikat Diragukan
Berita Terbaru

Premium Price Minim, Pasar CPO Bersertifikat Diragukan

By Qayuum AmriNovember 27, 20193 Mins Read
WhatsApp Facebook Twitter Telegram LinkedIn Pinterest Email
IMG 20191126 155116
IMG 20191126 155116
Share
WhatsApp Facebook Twitter Telegram LinkedIn Pinterest Email

JAKARTA, SAWIT INDONESIA – Kalangan produsen menuntut janji penyerapan minyak sawit berkelanjutan atau Certified Sustainable Palm Oil (CSPO) di pasar global. Setiap tahun, penjualan CSPO di bawah 50% yang berakibat oversuplai CSPO dan tidak adanya premium price bagi konsumen. Walaupun, produsen sudah mampu memenuhi prinsip dan kriteria sertifikat berkelanjutan sesuai permintaan negara maju terutama Eropa.

“RSPO tidak membela kepentingan industri sawit baik produsen dan petani. Yang terjadi, tekanan terus diberikan. Saat harga turun ataupun tidak ada premium price. Mereka tidak membela anggotanya,” kata Maruli Gultom, Pengamat Perkelapasawitan, saat menjadi pembicara dalam Diskusi “Evaluasi Penyerapan CPO Bersertifikat di Pasar Global”.

Diskusi ini menghadirkan pembicara Maruli Gultom dan Prof. Bungaran Saragih, yang diadakan oleh Majalah Sawit Indonesia di Gedung PIA, Kementerian Pertanian RI, Selasa (26 November 2019).

Maruli Gultom menengarai sertifikasi RSPO lebih banyak memuat kepentingan business to business. Buktinya, anggota RSPO harus membayar iuran setiap tahun. Mahalnya biaya sertifikasi dan surveillance menjadi bukti RSPO lebih banyak bersifat bisnis. “Produsen mau saja bayar untuk dipermalukan oleh NGO dalam forum tahunan. Kalaupun ingin menerapkan prinsip sustainable tidak perlu menjadi anggota RSPO,” ujarnya.

Baca juga :   Ancam Kedaulatan Indonesia, Apkasindo Bakalan Gugat Uni Eropa

Ia pun mempertanyakan siapa yang bertanggungjawab ketika premium price tidak terwujud. Harusnya sertifikasi ini memberikan nilai tambah bagi pesertanya. Tetapi faktanya sangatlah berbeda. Penolakan sawit di Eropa bukanlah persoalan merusak lingkungan tetapi persaingan  dengan produk minyak nabati yang diproduksi Eropa seperti kedelai, rapeseed, dan sun flower.

Yang harus dipahami bahwa tidak semua konsumen di Eropa mau membayar premium price bagi produk minyak sawit berkelanjutan.

“Siapa yang bertanggungjawab ketika premium price tidak ada (bagi produsen dan petani sawit),” ungkapnya.

Prof. Bungaran Saragih, Menteri Pertanian Periode 2000-2004 menjelaskan konsumen minyak sawit dunia yang selama ini menuntut sustainability ternyata inkonsisten. Penyerapan pasar CPO bersertifikat sustainablity baru sekitar 60 persen dari produksi CPO bersertifikat sustainability.

Baca juga :   Makin Amblas, Harga Penetapan TBS Jambi Menjadi Rp2.175,02/Kg

Menurutnya, konsep sustainability yang berlaku dan diadopsi sekarangini baik ISPO maupun RSPO merupakan konsep absolute sustainability dengan dua kategori yakni sustainable or unsustainable. Pendekatan sustainability bersifat mutlak dinilai kurang tepat. Padahal, sustainability ini merupakan konsep relatif yakni lebih sustainable (more sustainable) dari sebelumnya atau dibandingkan yang lain.

Penolakan sawit di Eropa bukanlah persoalan merusak lingkungan tetapi persaingan  dengan produk minyak nabati yang diproduksi Eropa seperti kedelai, rapeseed, dan sun flower.

Diakui Bungaran bahwa banyak pihak berpandangan bahwa sertifikasi sustainability minyak sawit dinilai diskriminatif karena hanya menuntut sertifikasi pada komoditas sawit dan belum diberlakukan di seluruh komoditi maupun produk diperdagangkan secara internasional. Padahal kewajiban sustainability ini bersifat menyeluruh baik dalam perundang-undangan berlaku di Indonesia maupun platform SDG’s yang telah diratifikasi di Indonesia.

Adapun perwakilan petani yang hadir dalam diskusi mengakui terjadi ketidakadilan bagi petani peserta RSPO. Gulat Manurung, Ketua Umum DPP APKASINDO, menyebutkan anggotanya dikejar-kejar mengikuti sertifikasi RSPO. Setelah dapat, harga yang diterimanya tetap sama.

Baca juga :   Masyarakat Desa Kasikan dan Talang Danto Tolak Perpanjangan HGU PTPN V, Apa Sebabnya?

“Mereka (petani) dijanjikan harga bagus. Tapi tidak ada. Permintaan minyak sawit bersertifikat lebih rendah dari produksi. Pembeli yang ingin minyak sawit bersertifikat jumlahnya juga sedikit. Artinya, tuntutan sertifikat bagian politik dagang negara pembeli seperti Eropa. Kita dituduh merusak hutan dan lingkungan. Padahal, yang menuduh belum tentu pahan dan mengerti sawit,” tegasnya.

Para pembicara sepakat bahwa Indonesia harus berdaulat di kancah perdagangan sawit global. Bungaran Saragih mengakui program B30 dapat meningkatkan permintaan minyak sawit domestik dan sebaiknya dapat berjalan konsisten. Saat ini, pasar CPO terbesar berada di India dan Tiongkok. Termasuk juga kebutuhan pasar domestik setelah B30 berjalan.

“Tapi, kita harus paham bahwa Indonesia punya peluang mengisi kebutuhan pasar minyak sawit dunia. Kita harus melihat peluang itu, jangan diabaikan. Itu sebabnya, produktivitas dan kualitas harus diperhatikan bersama,” pungkas Bungaran.

Bersertifikat rspo sawit
Share. WhatsApp Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Email Telegram

Related Posts

Penyumbang Laba Bersih PTPN V Berasal dari Kelapa Sawit

2 hours ago Berita Terbaru

Stok Bapok Tesedia dan Harga Stabil Jelang Iduladha

3 hours ago Berita Terbaru

Meningkatkan Perdagangan Indonesia dan Inggris

4 hours ago Berita Terbaru

Kebijakan Regulasi European Union Deforestation Regulation (EUDR), Diskriminatif dan Berdampak Negatif Pasar Sejumlah Komoditas, Terutama Kelapa Sawit

5 hours ago Berita Terbaru

Merespon Perubahan Iklim, Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca dan Ketahanan Iklim di Indonesia

6 hours ago Berita Terbaru

Smart Precision Farming Masa Depan Pertanian Indonesia

7 hours ago Berita Terbaru

BPDPKS dan GAPKI Bekerjasama Dibidang Riset Sawit

9 hours ago Berita Terbaru

Harga TBS Kaltim Turun Rp 17,59/kg

10 hours ago Berita Terbaru

UPTD Melaksanakan Penanaman Kecambah Sawit

11 hours ago Berita Terbaru
Edisi Terbaru

COVER MAJALAH SAWIT INDONESIA, EDISI 139

Edisi Terbaru 1 week ago1 Min Read
Event

Promosi Sawit Sehat Dan Lomba Kreasi Makanan Sehat UKMK Serta Masyarakat

Event 3 months ago1 Min Read
Latest Post

Penyumbang Laba Bersih PTPN V Berasal dari Kelapa Sawit

2 hours ago

Stok Bapok Tesedia dan Harga Stabil Jelang Iduladha

3 hours ago

Meningkatkan Perdagangan Indonesia dan Inggris

4 hours ago

Kebijakan Regulasi European Union Deforestation Regulation (EUDR), Diskriminatif dan Berdampak Negatif Pasar Sejumlah Komoditas, Terutama Kelapa Sawit

5 hours ago

Merespon Perubahan Iklim, Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca dan Ketahanan Iklim di Indonesia

6 hours ago
WhatsApp Telegram Facebook Instagram Twitter
© 2023 Development by Majalah Sawit Indonesia Development Tim.

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.